Ban Sering Kurang Angin? Mungkin Ini Penyebabnya

19 November 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ban kempis. Foto: Road & Track
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ban kempis. Foto: Road & Track
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ban jadi komponen penting bagi kendaraan. Sebab, ban menjadi satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan jalanan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ban juga punya fungsi untuk menopang seluruh bobot kendaraan. Sehingga memeriksa tekanan angin secara berkala diwajibkan.
Keawetan dan kekuatan ban terletak di tekanan angin yang pas, ya jika mengisi tekanan angin ban kurang atau melebihi psi yang yang dianjurkan pabrikan. Keausan dan gejala tak nyaman ketika berkendara bisa terjadi.
Ilustrasi ban kempis Foto: dok. Pixabay
Nah, secara tak disadari, tekanan angin pada ban kerap kali berkurang meskipun tak ada tanda-tanda kebocoran atau tertancap paku. Biasanya hal ini terjadi pada kondisi kendaraan yang jarang dipakai hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Apriyanto Yuwono, Sales Manager Domestic PT Hankook Tires Indonesia menjelaskan kendaraan yang jarang dipakai akan mengalami pengurangan tekanan angin akibat proses ilmiah lingkungan sekitar. Kejadian ini dijelaskan Apriyanto sebagai pemuaian atau penyusutan benda (ban) karena kondisi dingin.
ADVERTISEMENT
“Sederhananya, ketika kendaraan sering dipakai maka roda akan terus berputar dan menyebabkan suhu udara pada ban menjadi panas. Nah, ketika udara itu panas (dalam ban) volume angin di dalam ban itu akan stabil atau tidak kempis,” katanya kepada kumparan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain dari proses ilmiah, Apriyanto juga menjelaskan tiga penyebab mengapa ban pada kendaraan selalu mengalami kempis meski tak tertancap benda asing. Berikut kumparan rangkum penyebab yang bisa jadi acuan bagi Anda.
Ban punya pori-pori kecil
Ban Hankook Dynapro AT2 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Meski tak terlihat, faktanya ban kendaraan punya pori-pori kecil di bagian permukaan ban. Apriyanto menjelaskan, penurunan angin tersebut tidaklah signifikan. Hanya berkisar 1-2 psi dalam rentang waktu satu bulan.
“Ada baiknya gunakan angin nitrogen, penurunannya lebih kecil dibandingkan angin biasa. Sebisa mungkin cek tekanan angin satu bulan sekali, termasuk ban serep,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kerusakan pentil
Ilustrasi pentil ban mobil. Foto: dok. Istimewa
Bila sudah mengecek kondisi ban tetapi masih menemui gejala ban kempis. Coba untuk memeriksa kondisi pentil ban. Tak jarang, pemilik kendaraan sudah mengganti ban namun kondisi kempis masih kerap kali terjadi. Permasalahannya, masih dijelaskan Aprianto kerusakan pentil dikarenakan faktor usia pemakaian.
“Biasanya karena karat atau bisa juga di bagian karet yang jadi perapat antara pentil dan bagian velg. Kalau sudah lama, karet akan getas dan jadi lubang buat angin (pada ban) keluar,” pungkasnya.
Velg rusak
Ilustrasi velg mobil yang rusak. Foto: dok. Istimewa
Nah yang terakhir, apabila sudah memastikan kondisi ban dan pentil baik-baik saja tapi tetapi tekanan angin pada ban tetap berkurang tak ada salahnya memeriksa kondisi velg. Ya, velg yang mengalami peyang ketika terjadi benturan akan menyebabkan angin keluar di celah itu.
ADVERTISEMENT
“Ini tindakan terakhir untuk cek masalah selalu kurang angin. Kalau peyang-nya parah di bibir velg sudah pasti angin keluar. Kalau tak ada peyang, terakhir bisa buka velg dan cek di bagian di permukaan dalam velg bisa saja ada retakan kecil di situ,” katanya.