Bahaya Oli Palsu, Dalam 26 Jam Pemakaian Mesin Langsung Rusak

30 November 2022 7:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan oli palsu dari cairan parafin yang dikemas dalam botol merek oli terkenal, Yamalube dan AHM Oil. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan oli palsu dari cairan parafin yang dikemas dalam botol merek oli terkenal, Yamalube dan AHM Oil. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peredaran oli palsu yang masif di pasaran cukup meresahkan bagi masyarakat Indonesia. Kendaraan yang tak sengaja menggunakannya bisa mengalami kerusakan yang cukup parah.
ADVERTISEMENT
“Oli palsu itu bisa merusak mesin dalam waktu 26 hingga 28 jam pemakaian saja. Kerusakan yang ditimbulkan membuat kendaraan harus turun mesin,” kata Manager Quality Assurance PT Pertamina Lubricant, Nurudin dalam Webinar Risiko Penggunaan Pelumas Palsu pada Engine, Selasa (29/11).
Penampakan oli palsu dari cairan parafin yang dikemas dalam botol merek oli terkenal, Yamalube dan AHM Oil. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Kerusakan ini disebabkan kandungan yang tak sesuai dengan spesifikasi kendaraan. Contohnya, penggunaan zat adiktif yang absen pada pelumas abal-abal ini.
“Zat adiktif ini penting bagi pelumas kendaraan. Oli palsu ini umumnya hanya base oil saja enggak ada adiktifnya sehingga oli bisa mengental seperti jeli,” jelasnya.
Pengentalan pelumas bisa terjadi karena tidak adanya kandungan adiktif anti-oxidants. Zat ini berfungsi untuk mencegah oli mengalami oksidasi karena panas dari mesin.
“Viskositasnya juga kan enggak sesuai. Mereka asal campur aja membuatnya. Mesin akan bekerja lebih keras karena pelumasan juga tidak terjadi secara optimal,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ganti oli motor. Foto: Shutterstock
Oli palsu juga memiliki kandungan asam. Alih-alih membersihkan, pelumas ini malah merusak mesin dan menimbulkan berbagai karat pada part-part yang dilumasi.
Absennya adiktif seperti detergent makin memperparah kerusakan yang terjadi. Zat ini bekerja pada bagian penting mesin seperti ring, piston, liner hingga valve.
Bila dibiarkan, ruang bakar akan menjadi kotor. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin ikut berkurang karena pembakaran yang tidak sempurna.
“Oli palsu itu ketika dikeluarkan akan sangat hitam karena base oil memang tidak punya zat-zat adiktif untuk mengikat dan me-reduce kotoran jadi malah membawanya bersirkulasi,” ungkapnya.
“Ketika terus berputar, filter oli itu kan beberapa punya sistem by pass. Kalau sampai by pass-nya terbuka karena tekanan akibat kotoran yang menumpuk, ya tersebar sudah oli yang bercampur kotorannya itu,” lanjut pria ramah ini.
Ilustrasi filter oli sepeda motor. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Pelumas palsu juga tidak dilengkapi dengan chemical film. Ini akan membentuk lapisan lembut di antara komponen metal yang bergesekan dalam tekanan tinggi.
ADVERTISEMENT
“Saya menyarankan pemilik membeli oli kendaraan di bengkel resmi atau mengecek kemasan secara teliti sehingga terhindar dari oli palsu ini,” pungkas Nurudin.