Wartawan Bali Kenang 10 Tahun Kematian Prabangsa

11 Februari 2019 21:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AA Agung Sagung Mas Prihantini, Istri almarhum AA Bagus Nendra Prabangsa bersama sejumlah wartawan di Bali mengenang 10 tahun kematian Prabangsa di penggak Men Merci,  Jalan WR Supratman, Bali, Senin (11/2). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
AA Agung Sagung Mas Prihantini, Istri almarhum AA Bagus Nendra Prabangsa bersama sejumlah wartawan di Bali mengenang 10 tahun kematian Prabangsa di penggak Men Merci, Jalan WR Supratman, Bali, Senin (11/2). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
AA Agung Sagung Mas Prihantini, Istri almarhum AA Bagus Nendra Prabangsa bersama sejumlah wartawan di Bali mengenang 10 tahun kematian Prabangsa. Prabangsa merupakan wartawan Radar Bali yang menjadi lambang kebebasan pers baru bagi wartawan saat ini.
ADVERTISEMENT
Acara digelar di Penggak Men Merci, Jalan WR Supratman, Denpasar. Acara ini juga dihadiri anak Prabangsa, AA Istri Sri Hartani Dewantari (24) dan AA Gede Candra Dwipa (22), dan sejumlah mahasiswa dan pegiat sosial. Acara digelar dengan menyalakan lilin dan sebuah doa untuk almarhum, lantunan puisi untuk kebebasan pers.
Di awal acara, Prihantini kembali mengenang perjuangan Solidaritas Jurnalis Bali (SJB) yang mendesak pemerintah mencabut remisi I Nyoman Susrama, otak pembunuhan. Ia berharap tak ada lagi kasus pembunuhan pada wartawan.
"Munculnya remisi hingga pencabutan remisi ini membuahkan hasil. Saya bersama keluarga menyampaikan banyak terima kasih melihat semua antusias terutama semua teman-teman jurnalis, LBH, dan masyarakat yang prihatin dengan kemunculan remisi untuk pembunuh suami yang juga berprofesi sebagai wartawan . Walaupun itu membuka luka yang 10 tahun yang lalu," kata Prihantini.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Prihartini berterima kasih kepada rekan-rekan almarhum suaminya, yang berprofesi sebagai wartawan. Mereka kta Prihartini telah banyak membantu berjuang agar remisi Susrama dicabut.
Ia berharap ke depannya, rekan-rekan wartawan bisa terlindungi dalam menjalankan tugasnya.
Salah satu rekan Prabangsa, Muhammad Ridwan pada kesempatan itu juga turut mengenang peristiwa naas itu. Ridwan menceritakan, sekitar tanggal 9 Februari 2009 lalu, Prabangsa yang sedang sibuk mengurus pertandingan bola basket tingkat SMA yang diselenggarakan oleh tempat kerjanya, Rada Bali.
Padahal, Prabangsa adalah sosok yang sangat dispilin. Setiap hari pukul 05.00 pagi pasti dia sudah berada di redaksi bekerja.
"Dimana beliau saat itu sebagai editor dan berasal dari Bangli. Beliau sibuk sedang panitia DBL, basket liga. Kami semua enggak nyangka kehilangan beliau. Pak Agung paling displin. Tiba-tiba dia tak masuk (kerja) dan tak ada informasi, " kata dia.
ADVERTISEMENT
Redaksi juga sempat menghubungi Sagung Mas. Lagi-lagi, tak ada kabar. Hingga tanggal 11 Februari 2009 lalu, Prabangsa ditemukan tewas di Teluk Bungsil, Padang Bai, Kabupaten Karangasem, Bali.
"Saya menceritakan ini untuk membangkitkan semangat wartawan untuk tidak surut mengungkap kebenaran dan selalu kritis, " ucap dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mencabut remisi bagi I Nyoman Susrama pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Surabaya, 9 Februari lalu.
Pencabutan ini menyusul banyaknya penolakan dari sejumlah pihak atas remisi yang ditandatangani Jokowi pada 7 Desember 2018 tersebut.
Susrama merupakan terpidana kasus pembunuhan berencana yang telah divonis hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Denpasar pada 2010 lalu. Ia terbukti melakukan pembunuhan berencana pada bulan Februari 2009.
ADVERTISEMENT