Warga Muslim di India Masih Terancam Sejak Bentrokan dengan Kaum Hindu Pecah

10 Agustus 2023 18:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah umat Muslim India tengah berdoa di depan seorang imam yang menampilkan sehelai rambut yang diyakini berasal dari janggut Nabi Muhammad, selama upacara Isra Miraj di Kuil Hazratbal Kashmir di Srinagar, India pada Selasa (1/3/2022).
 Foto: Tauseef Mustafa/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah umat Muslim India tengah berdoa di depan seorang imam yang menampilkan sehelai rambut yang diyakini berasal dari janggut Nabi Muhammad, selama upacara Isra Miraj di Kuil Hazratbal Kashmir di Srinagar, India pada Selasa (1/3/2022). Foto: Tauseef Mustafa/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lebih dari satu minggu berlalu sejak kekerasan antara kelompok Hindu dan muslim melanda dua wilayah di India — Distrik Nuh dan Kota Gurugram. Namun,mencekamnya ketegangan antaretnis ini masih dirasakan sampai saat sekarang.
ADVERTISEMENT
Dewan Ulama Muslim India di Gurugram, Mufti Mohammed Salim, memperkirakan sedikitnya tiga ribu muslim yang mengkhawatirkan keselamatannya memutuskan untuk mengungsi sejak kekerasan pecah pekan lalu.
Menurut pantauan Reuters, toko-toko dan rumah petak milik warga muslim yang terletak di kedua daerah perbatasan Ibu Kota New Delhi tersebut tampak digembok dan suasana terlihat lebih sepi.
Adapun kekerasan yang melanda dua wilayah di Negara Bagian Haryana ini mencapai puncaknya, pada Senin (31/7) lalu. Konflik tak terelakkan ketika prosesi keagamaan Hindu oleh kelompok ekstremis melintasi daerah rumah warga yang sebagian besar dihuni oleh kaum muslim.
Prosesi keagamaan yang seharusnya berlangsung khidmat, mendadak berubah menjadi kekerasan setelah terjadi penyerangan. Sebagai cara balas dendam, kelompok Hindu — etnis mayoritas di India, kemudian membakar masjid setempat. Kekerasan menelan tujuh korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari satu minggu sejak kekerasan berdarah meredam, tetapi kekhawatiran warga muslim yang tinggal di daerah pusat bisnis tersebut masih tersisa.
Mereka hanya ingin merasa aman, tanpa menjadi sasaran kekerasan meski menjadi kaum minoritas di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini.

Mengungsi di Stasiun Kereta Api

Menurut kesaksian warga, beberapa kaum muslim di dua wilayah itu memilih untuk mencari perlindungan di stasiun kereta api atau mengungsi ke rumah kerabat di daerah lain.
"Banyak dari kami yang menghabiskan sepanjang malam di peron kereta api karena di sana jauh lebih aman," kata seorang penjahit bernama Raufullah Javed.
Keluarga mengendarai sepeda motor di jalan sepi selama jam malam yang diberlakukan oleh pihak berwenang setelah bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di distrik Nuh di negara bagian utara Haryana, India. Foto: Adnan Abidi/REUTERS
Empat warga muslim yang memiliki toko di Gurugram juga memilih untuk mengungsi ke rumah kampung halamannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Alasan utama di balik keputusan itu yakni lantaran anggota kelompok ekstremis Hindu telah menanyai hal-hal pribadi mereka — seperti bisnis dan siapa saja keluarga mereka.
"Beberapa pria Hindu datang dalam kelompok besar dan mulai mengajukan pertanyaan seperti berapa banyak uang yang saya hasilkan," kata seorang pria yang berprofesi sebagai tukang cukur, Shahid Sheikh.
"Banyak Muslim memutuskan untuk pergi untuk sementara waktu," sambung dia. Sheikh menambahkan, kaum Hindu yang menyewakan tokonya kepada kaum muslim pun menginginkan mereka pergi.

Kekerasan Antaretnis dan Partai Berkuasa

Konflik antara mayoritas pemeluk agama Hindu dan minoritas muslim di India sering kali dipandang semakin meningkat di bawah pemerintahan partai nasionalis Bharatiya Janata Party (BJP).
ADVERTISEMENT
Pemicu konflik pun sering kali berawal dari hal-hal sepele yang bisa dihindari jika ada rasa toleransi — seperti persoalan konsumsi daging sapi dan pernikahan beda agama.
Kaum muslim di India mengaku mereka semakin menjadi sasaran para aktivis Hindu garis keras, sejak BJP yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014.
Sebuah buldoser menghancurkan rumah seorang pria Muslim yang dituduh otoritas negara bagian Uttar Pradesh di di India, di Prayagraj, India, Minggu (12/6/2022). Foto: Ritesh Shukla/Reuters
Menanggapi klaim tersebut, BJP justru berpendapat sebaliknya — bahwa bentrokan antaretnis ini sudah memang sering terjadi di masa lalu dan justru semakin jarang terjadi sejak BJP berkuasa.
Terkait perkembangan situasi di Gurugram dan Nuh, Menteri Dalam Negeri Anil Vij mengatakan pihaknya memang telah menerima beberapa laporan terkait warga muslim yang mengungsi.
Namun, Vij memastikan saat ini situasi di kedua wilayah rentan konflik sudah terkendali. "Tidak ada yang meminta mereka untuk pergi dan kami menyediakan keamanan penuh di semua area yang sensitif secara komunal," ujarnya.
ADVERTISEMENT