Wagub Jatim Emil Dardak Heran dengan Sikap Orang Kota Hadapi Corona

24 Juli 2021 13:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyemprotkan cairan disinfektan ke pengendara motor di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/3). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyemprotkan cairan disinfektan ke pengendara motor di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/3). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penularan COVID-19 terjadi tanpa mengenal batas wilayah. Penyebaran terjadi dari wilayah perkotaan menuju ke pedesaan dengan mobilitas cenderung lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, kondisi ini juga terjadi di daerahnya. Ia melihat terdapat perbedaan cara penduduk kota dan desa dalam menghadapi pandemi.
Penduduk kota mungkin memang lebih cepat untuk mengambil tindakan apabila terinfeksi corona. Namun Emil melihat justru banyak di antara mereka yang justru tidak takut terhadap risiko penularan virus ini. Bahkan tak jarang juga ada yang mengucilkan orang lain jika positif COVID-19.
''Di daerah urban itu mungkin cepet, makanya beda dengan daerah pedesaan dengan kota. Kita ini menarik, kita lihat kadang seakan mereka enggak takut COVID-19, tapi orang-orang yang sama kalau ada warga yang positif mereka mengucilkan, ini ekstrem sekali,'' kata Emil dalam diskusi 'Kolaborasi Penanganan COVID-19' yang digelar Populi Center dan Smart FM secara virtual, Sabtu (24/7).
Wakil Gubenur Jawa TImur, Emil Elestianto Dardak. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Berdasarkan pengalamannya, seringkali ia mendapatkan penolakan dari warga setempat ketika di sekitar wilayahnya hendak didirikan tempat isolasi mandiri terpusat. Ia juga melihat bahwa pihak yang menolak tersebut juga termasuk yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kita mau bikin rumah isolasi terpadu ditolak oleh warga, tapi itu warga yang sama kalau disuruh taat prokes enggak mau," tambah Emil.
Hal seperti ini tentu tak bisa disepelekan begitu saja. Menurut Emil, ada sebuah permasalahan karakter di kalangan masyarakat yang telah terbentuk. Untuk itu, ia justru menganggap ini sebagai tantangan dalam memimpin masyarakatnya.
''Ini ada character issue. Ini adalah ujian bangsa kita dan kami juga sebagai pemimpin bagaimana kami bisa melalui ini dengan baik,'' tutupnya.