Viral Surat Tulisan Tangan Irjen Ferdy Sambo Minta Maaf, Ini Analisis Grafolog

26 Agustus 2022 15:56 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surat permintaan maaf tulisan tangan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo beredar di masyarakat. Surat permintaan maaf itu ditujukan Sambo kepada sesama koleganya di Kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Dengan niat yang murni, saya ingin menyampaikan rasa penyesalan dan permohonan maaf yang mendalam atas dampak yang muncul secara langsung pada jabatan yang senior dan rekan-rekan jalankan dalam institusi Polri atas perbuatan yang telah saya lakukan," tulis Sambo dalam paragraf pertama surat itu.
Surat permohonan maaf Irjen Ferdy Sambo. Foto: Dok. Istimewa
Pengacara Ferdy Sambo, Arman Hanis, telah membenarkan bahwa surat tersebut ditulis langsung oleh kliennya.
"Iya betul," kata Arman saat dikonfirmasi, Kamis (25/8).
Dari surat tersebut terlihat ditandatangani langsung oleh Irjen Ferdy Sambo di atas meterai Rp 10.000 tertanggal 22 Agustus 2022

Analisis Grafolog: Perencanaan Besar

Surat yang ditulis tangan ini dianalisis oleh grafolog Joice Manurung. Grafolog adalah orang yang ahli mengalisis kepribadian orang lewat tulisan tangan.
ADVERTISEMENT
Menurut Joice, lewat surat ini Ferdy Sambo menunjukkan dirinya memiliki perencanaan yang besar terhadap apa yang akan dilakukannya.
"Penulisan pertama 'Perihal' itu dilakukan saat seseorang menghadapi situasi sosial. Dia tulis kiri sekali, bisa berarti ada orientasi yang berkaitan dengan masa lalunya. Karena kiri berkaitan dengan masa lalu. Kita enggak tahu apa yang terjadi masa lalu. Namun, dengan begitu mepetnya dengan pinggir kertas, itu menandakan juga perencanaan awal," ujar Joice kepada kumparan, Jumat (26/8).
"Jadi, rencana itu kadang kala tidak menghadirkan kalkulasi atau pertimbangan yang matang. Kalau tulisannya semakin ke kanan, mengartikan bawah ada proses adaptasi dengan lingkungan sosial, dia cukup bisa tuh menyesuaikan. Jadi dia cukup tahu bagaimana harus bertingkah laku, menunjukkan sikapnya dan sebagainya," katanya.
ADVERTISEMENT
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdi Sambo. Foto: Dok. Polri

Sulit Diintervensi Orang Lain

Tulisan tangan Ferdy Sambo menunjukkan ia memiliki sifat berpikir independen. Singkatnya, Sambo sulit untuk diintervensi orang lain dan teguh dengan pendiriannya.
"Independent thinking ini muncul dari huruf D yang stem-nya pendek. Orang-orang yang independen biasanya mandiri dalam berpikir. Kecenderungannya yang bersangkutan itu tidak terlalu mudah untuk menerima masukkan, atau input, atau pertimbangan orang lain, atau sudut pandang orang lain. Jadi, orang cenderung melihat dia lebih individual," tutur Joice.
"Pola berpikirnya dari tulisan ini beliau analitik, investigatif, dan komprehensif. Jadi cukup banyak ini ciri pola berpikirnya, artinya secara intelektual pun sosok ini di atas rata-rata tingkat kecerdasannya. Artinya sosok ini bisa secara mandiri menghadirkan rencana, solusi, dan tindakan-tindakan yang menurutnya akan dilakukan," sambungnya.
Grafolog Joice Manurung. Foto: Andika Ramadhan/kumparan

Mengabaikan Masukan Orang Lain

Menurut Joice, kelemahan Sambo melalui tulisan tangannya menunjukkan ia mengabaikan masukan orang lain. Akibat pendirian yang kuat, saran orang lain yang bisa jadi lebih baik, justru diabaikan Sambo.
ADVERTISEMENT
"Orang seperti ini cenderung mengabaikan orang lain, cenderung tidak peduli, kurang atensi kepada orang lain. Itu jadi faktor kelemahannya. Jadi itu berkaitan dengan bagaimana rencana itu akan dilaksanakan. Pengabaian ini bisa saja dia mengabaikan pertimbangan orang lain, yang di momen itu bisa saja berharga dan akurat," ujarnya.
Sementara itu, dari sisi isi pesan yang ingin disampaikan Sambo dalam suratnya, ia terlihat memiliki emosi saat menuliskan kata penyesalan dan maaf.
"Yang menarik di paragraf pertama ada kalimat 'Menyampaikan rasa penyesalan dan permohonan maaf yang mendalam,' dalam kalimat ini justru ada naik turun huruf dan kata yang cukup signifikan terbaca. Berarti ketika dia menuliskan kata-kata ini ada satu gelora yang muncul. Jadi ada emosi yang bermain, kontrolnya agak lunak di situ, saya yakin di situ ada konflik internal," katanya.
ADVERTISEMENT

Permintaa Maaf Tidak Lengkap

Tulisan permintaan maaf Sambo juga dinilai Joice belum lengkap. Ada beberapa unsur maaf, termasuk perbuatan apa yang mengakibatkan permintaan maaf itu tidak disebutkan Sambo.
"Kalau dalam konteks minta maaf, kita harus mention siapa yang kita minta maaf. Yang menarik di sini, kurang dilengkapi dengan perbuatan apa, atau perbuatan apa yang dilakukan," tutup Joice.
Sambo disidang etik dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua, ajudannya. Dia juga dijerat pidana karena menskenariokan pembunuhan itu menjadi tembak-menembak akibat pelecehan seksual yang dilakukan Yosua terhadap istrinya, Putri.