Usai Beli Mobil Berjemaah, Warga Desa Miliarder di Tuban Pilih Nabung di Bank

19 Februari 2021 13:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas BNI Cabang Tuban ketika melayani nasabah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Petugas BNI Cabang Tuban ketika melayani nasabah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur dijuluki “kampung miliarder”. Sebab, ratusan warganya yang biasa bercocok tanam mendadak kaya kaya usai menerima uang ganti rugi pembebasan lahan dari PT Pertamina untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.
ADVERTISEMENT
Warga desa di sana mendapat ganti rugi paling kecil Rp 35 juta dan paling besar Rp 28 miliar. Namun rata-rata warga desa mendapat uang Rp 8 miliar.
Ekspresi kegembiraan para miliarder baru itu diwujudkan dengan membeli sejumlah mobil mewah, tanah, dan renovasi rumah. Sisanya mereka memilih untuk mendepositokan atau menyimpan di bank. Salah satu bank yang dituju adalah Bank BNI.
“Tidak semuanya di BNI, sebagian lagi di beberapa bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) lainnya, namun memang BNI cukup dominan,” ungkap Eri Prihartono, Pemimpin BNI Cabang Tuban, Jumat (19/2/2021).
Petugas BNI Cabang Tuban ketika melayani nasabah. Foto: Dok. Istimewa
Hal itu juga dibenarkan oleh Priyanto (30) warga desa setempat yang kini jadi miliarder usai menerima uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak. Ia mengaku teman-teman mendepositokan uang ganti rugi lahan ke BNI.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata disimpan di Bank BNI,” ungkap Priyanto yang juga sebagai penjual kopi di tepi jalan desa setempat.
Sebelum jadi miliarder, orang tua Priyanto membeli sebidang lahan seharga Rp 20 juta pada tahun 2004 silam. Lahan tersebut sebagai mata pencaharian dengan ditanami jagung dan kacang.
Saat ini lahan milik orang tuanya telah dibeli Rp 4,5 miliar oleh PT Pertamina untuk kepentingan proyek nasional. Selanjutnya, sebagian uang tersebut dibelikan mobil, tanah, dan disimpan di bank.
“Kalau luas tanah saya lupa, dapat uang sekitar Rp 4,5 miliar. Digunakan beli tanah, satu mobil, dan ditabung,” terang Priyanto.

176 Mobil Baru

Pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil di atas Rp 300 juta/unit.
ADVERTISEMENT
Di Desa Sumurgeneng ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.
“Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak,” jelas Gihanto, Kades Sumurgeneng, yang juga baru saja membeli mobil baru Avanza warna putih.
Suasana rumah warga di Desa Sumurgeneng Tuban usai dapet duit dari penjualan tanah ke Pertamina. Berjejer mobil baru di depan rumah. Foto: Dok. Istimewa
Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000 per meter persegi. “Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan di sini,” jelas Gihanto.
Proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084-Red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.
ADVERTISEMENT
Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.
Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.