Unair Serukan Sikap 'Jaga Republik', Singgung 2 Aktivisnya yang Masih Hilang

5 Februari 2024 14:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Dr. Hotman Siahaan membacakan pernyataan sikap Unair, Senin (5/2/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Dr. Hotman Siahaan membacakan pernyataan sikap Unair, Senin (5/2/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Civitas academica Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar aksi penyataan sikap "Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik".
ADVERTISEMENT
Aksi itu digelar di halaman depan Gedung Pasca Sarjana Kampus Unair B, Jalan Airlangga 4-6, Kecamatan Gubeng, Surabaya, pada Senin (5/2).
Pernyataan sikap tersebut dibacakan oleh Guru Besar Sosiologi Fisip Unair, Prof. Dr. Hotman Siahaan, beserta dosen, alumni, dan sejumlah mahasiswa Unair.
Hotman mengatakan bahwa penyataan sikap ini merupakan seruan moral, bukan tindakan politik praktis.
"Seruan moral ini adalah sebagai bingkai dari seluruh moralitas bangsa untuk menjalankan demokrasi," ujar Hotman, Senin (5/2).

2 Aktivis Unair Masih Hilang

Prof. Dr. Hotman Siahaan membacakan pernyataan sikap Unair, Senin (5/2/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Hotman menyampaikan bahwa pihaknya mengingatkan ada dua aktivis mahasiswa Fisip Unair, yaitu Petrus Bimo Anugrah dan Herman Hendrawan, yang hilang saat kerusuhan Mei 1998. Hingga kini, kedua aktivis tersebut masih belum ditemukan.
"Dan untuk Airlangga saya ingin menegaskan bahwa kami telah memiliki dua orang martir. Yang sampai sekarang belum ketemu mayatnya. Yaitu saudara Herman dan saudara Bimo Petrus. Semua alumni Fisip Unair mengetahui hal itu. Tapi kami melihat isu tentang itu tidak berkembang yang cukup baik sekarang ini," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Karena itu kami mengingatkan, kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa kami di sini pernah mengalami kekerasan. Oleh penguasa pada saat itu," lanjutnya.
Hotman menyebut bahwa seruan aksi ini tidak atas nama institusi, melainkan dari pribadi-pribadi intelektual yang terpanggil dalam melihat situasi negara saat ini.
"Karena kalau atas nama institusi harus ada prosedur, harus ada lembaga harus ada tanda yang merepresentasikan atas nama institusi. Kami tidak menggunakan itu," katanya.
"Ini adalah individu-individu, keluarga besar Universitas Airlangga, baik yang masih ada maupun yang alumni. Maupun mereka teman-teman yang merasa terpanggil untuk kegiatan ini," ujarnya.
Berikut beberapa poin pernyataan sikap dalam seruan aksi ini:
ADVERTISEMENT