'Tripledemic' Hantam Amerika Serikat, Warga Diminta Kembali Pakai Masker

14 Desember 2022 12:53 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan tanda area wajib masker di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, Selasa (19/4/2022). Foto: Alyssa Pointer/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Papan tanda area wajib masker di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, Selasa (19/4/2022). Foto: Alyssa Pointer/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggunaan masker telah kembali di beberapa kota dan kabupaten Amerika Serikat (AS). Perintah ini dikeluarkan usai 'tripledemic' yang terdiri dari SARS-CoV-2 (COVID-19), influenza (flu), dan RSV (virus sinsitium saluran pernapasan) menghantam Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
Secara nasional, kasus infeksi corona meningkat sebesar 56 persen dalam dua pekan terakhir. Angka rawat inap pun melambung hingga 24 persen dalam periode yang sama di seluruh AS.
Lonjakan serupa terlihat pula dalam tingkat kematian akibat flu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan, musim ini telah mencatat 13 juta kasus dan 7.300 kematian akibat flu.
Angka tersebut diprediksi akan meningkat dalam beberapa bulan.
Virus hibrid dari Influenza A dan RSV di bawah teleskop. Foto: Haney et al., Nature Microbiology, 2022
Selama satu dekade terakhir, angka kematian tahunan akibat flu berkisar antara 12.000 hingga 52.000 orang di AS. Puncaknya biasa terjadi pada Januari dan Februari.
Kasus RSV mungkin sedang tampak menurun, tetapi tingkat infeksi virus tersebut masih tinggi pula di sebagian besar AS.
CDC lantas secara resmi menyarankan penggunaan masker per kabupaten, tergantung pada tingkat infeksi komunitas COVID-19.
ADVERTISEMENT
Arahan ini mempertimbangkan penerimaan rumah sakit untuk pasien corona, kapasitas tempat tidur, dan tingkat kasus infeksi.
"Tentunya Anda tidak perlu menunggu rekomendasi CDC untuk memakai masker," ujar Direktur CDC, Rochelle Walensky, dikutip dari The New York Times, Rabu (14/12).
Seorang wanita berada di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, Selasa (19/4/2022). Foto: Alyssa Pointer/Reuters
Walensky mengimbau siapa pun yang tinggal di rumah tangga berisiko tinggi untuk kembali memakai masker di ruang publik.
Dia merujuk pada rumah tangga dengan orang dewasa berusia di atas 65 tahun, orang hamil, dan orang dengan sistem kekebalan lemah.
Orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit paru-paru juga termasuk.
Rekomendasi serupa datang dari profesor pengobatan pencegahan di Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner. Dia menggarisbawahi, tingkat infeksi mungkin berbeda-beda di tiap negara bagian. Namun, seluruh negara sebenarnya terpengaruh.
ADVERTISEMENT
Profesor alergi dan penyakit menular di UW Medicine, Helen Chu, lantas merekomendasikan agar setiap orang memakai masker lantaran tingkat infeksi dan rawat inap sangat tinggi.
"Saya pikir ini saat yang tepat untuk bermasker," jelas Chu.
"Mengingat keadaan kita sekarang, dengan kapasitas rumah sakit yang hampir penuh, terutama di rumah sakit anak, dengan RSV dan flu, apa pun yang dapat Anda lakukan untuk memperlambat penularan komunitas akan sangat membantu," lanjut dia.
Papan tanda area wajib masker di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, Selasa (19/4/2022). Foto: Alyssa Pointer/Reuters
Melonjaknya ketiga penyakit ini secara bersamaan membuat sejumlah wilayah meminta warga mengenakan masker di ruang publik dalam ruangan, termasuk Kota New York dan Kabupaten Los Angeles.
"Apa yang ditunjukkan COVID-19 kepada kita, karena menjaga jarak dan memakai masker, adalah influenza, flu biasa, RSV sangat ditekan dengan perilaku individu yang kecil ini," papar Schaffner.
ADVERTISEMENT
Masker menyaring partikel aerosol kecil tempat penyebaran utama virus corona dan droplet lebih besar yang diyakini bertanggung jawab atas sebagian besar penularan influenza dan RSV.
Cara paling efektif menghentikan penyebaran virus ini adalah ketika orang yang terinfeksi memakai masker. Walau begitu, masker tetap bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit, terutama dengan versi kualitas tinggi seperti N95, KN95, atau KF94.
"Intinya adalah masker berfungsi," jelas direktur senior program patogen khusus di New York City Health + Hospitals, Syra Madad.
"Apakah itu COVID-19 atau virus pernapasan lainnya seperti RSV dan flu, memakai masker akan membantu melindungi Anda dari semua penyakit virus pernapasan ini," tambah dia.
Seorang pengendara mengenakan masker di Southside Church of Christ, Los Angeles, California, Amerika Serikat. Foto: RINGO CHIU / AFP
Gedung Putih dan CDC menekankan pentingnya vaksinasi. Kendati demikian, masker adalah garis pertahanan pertama melawan infeksi.
ADVERTISEMENT
"Apa yang mencegah penularan sebenarnya adalah penggunaan masker dan kemungkinan penyaringan udara," kata peneliti penyakit menular di Stanford Medicine, Abraar Karan.
Madad merekomendasikan warga memakai masker dengan tiga pertimbangan: kontak dekat, ruang yang penuh sesak, dan tempat tertutup dengan ventilasi buruk. Para ahli juga mendesak pemakaian masker saat bepergian dengan pesawat dan transportasi umum.
"Ada banyak situasi dalam hidup di mana kita melakukan sesuatu yang membuat kita merasa canggung, tetapi bila kita pikir itu cukup penting, kita tetap melakukannya," ujar profesor ilmu sosial di Carnegie Mellon University, Gretchen Chapman.