Survei Median: Elektabilitas Prabowo 20,1%; PDIP Partai Nasionalis Terbesar

30 Maret 2022 6:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolase Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kolase Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Survei Median merilis hasil survei terbaru. Mulai dari elektablitas Capres 2024 hingga partai politik.
ADVERTISEMENT
Pengambilan data survei ini dilakukan pada 1-7 Maret 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar 2,83% dan pada tingkat kepercayaan 95%.
Sampel dipilih secara random dengan teknik Multistage Random Sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.
Berikut hasil survei yang dirangkum kumparan:
Elektabilitas calon presiden hasil survey Median. Foto: Dok. Median
Survei Elektabilitas Capres Median: Prabowo 20,1%, Anies 14,4%, Ganjar 13,1%
Dalam survei elektabilitas capres, Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, menempati peringkat pertama dengan elektabilitas 20,1 persen.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyebut elektabilitas Prabowo berjarak cukup jauh dengan dua pesaing terdekatnya yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bercokol di posisi kedua dengan raihan 14,4 persen dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan raihan 13,1 persen di posisi ketiga.
ADVERTISEMENT
"Kemudian Ridwan Kamil 3,8 persen, Sandiaga Uno 3 persen," ujar Rico dalam peluncuran hasil survei Median secara daring, Selasa (29/3).
Menparekraf Sandiaga Uno berada di peringkat keenam dengan elektabilitas 3 persen. Sementara itu, Ketum Golkar Airlangga Hartarto berada di peringkat sembilan dengan elektabilitas 1,5 persen. Ketua DPR Puan Maharani berada di peringkat kesepuluh dengan 1,2 persen.
Prabowo juga menempati urutan pertama elektabilitas capres top of mind dengan elektabilitas 19,1 persen. Posisi Prabowo disusul Anies dengan 13,8 persen, Ganjar 11,3 persen, dan Presiden Joko Widodo 6,5 persen.
Berdasarkan hasil survei, Rico pun membeberkan alasan responden mengapa memilih capres tertentu. Untuk Prabowo Tegas (27,8 persen), berwibawa (8,9 persen), dan mampu memimpin (4,6 persen).
ADVERTISEMENT
Sementara alasan memilih untuk calon lainnya yakni Anies Baswedan religius (10,7 persen), merakyat (10,3 persen), pintar (9,8 persen); Ganjar Pranowo merakyat (12,3 persen), peduli terhadap rakyat (11,0 persen), tegas (9,7 persen).
Lalu, AHY karena penerus SBY (28,0 persen), peduli terhadap rakyat ( 10,5 persen), pintar (9,7 persen); serta Ridwan Kamil dengan alasan merakyat (6,7 persen), kinerja terbukti (6,7 persen), serta peduli terhadap rakyat (5,0 persen).
Ilustrasi PDIP Foto: Fitra Andrianto/kumparan
PDIP Partai Nasionalis Terbesar, PKB Partai Islam Terbesar
Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terkini terkait partai yang diprediksi akan mendominasi di Pemilu 2024. Hasilnya, PDIP bercokol di peringkat pertama parpol dengan elektabilitas 19,6 persen.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyebut elektabilitas PDIP berjarak cukup jauh dengan parpol lainnya seperti Gerindra dengan raihan 13,5 persen di tempat kedua, Demokrat dengan 10,6 persen di tempat ketiga, serta Golkar dan PKB yang masing-masing di tempat keempat dan kelima dengan raihan 8,8 persen serta 8,6 persen.
ADVERTISEMENT
"Disusul PKS di peringkat 6 dengan persentase 6,3 persen, Nasdem di tangga kelima dengan 4,5 persen," ujar Rico dalam peluncuran hasil survei Median secara daring, Selasa (29/3).
Capaian PDIP dan PKB menempatkan mereka masing-masing sebagai partai nasionalis dan partai Islam terbesar dengan raihan 19,6 persen (PDIP) dan 8,6 persen (PKB).
Berdasarkan hasil survei, Rico pun membeberkan beberapa alasan yang muncul dari responden saat memilih tiap parpol. Untuk PDIP karena ada Jokowi (21,0 persen), membantu rakyat (14,0 persen), dan pilihan dari dulu (7,0 persen) jadi alasan utama yang mendasari pilihan para responden.
Sementara alasan memilih untuk parpol lainnya yakni Gerindra karena ada sosok Prabowo (28,3 persen), pilihan dari dulu (7,4 persen), sesuai dengan visi misi (6,2 persen); Demokrat karena ada sosok SBY (17,2 persen), oposisi/memperjuangkan rakyat (7,9 persen), pilihan dari dulu (7,0 persen); Golkar karena tokohnya berpengalaman (17,0 persen), pilihan dari dulu (11,3 persen), sesuai dengan visi misi (7,5 persen); serta PKB dengan alasan berasal dari NU (9,6 persen), islami partainya (9,6 persen), kader partai dekat dengan rakyat (9,6 persen).
Warga menggunakan hak politiknya ketika mengikuti Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu 2019 di TPS 02, Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (27/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
53,2% Masyarakat Tolak Pemilu 2024 Ditunda!
ADVERTISEMENT
Median turut merilis hasil survei terkait wacana penundaan Pemilu 2024. Hasilnya sama dengan survei lembaga lain, mayoritas masyarakat menolak usulan penundaan pemilu.
Menurut Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, sebanyak 53,2 persen masyarakat tak setuju Pemilu 2024. Sementara hanya 25,6 persen yang setuju, dan lainnya 21,3% persen menyatakan tidak tahu.
"Ada 53,5 yang menolak penundaan pemilu," ucap Rico Marbun, Selasa (28/3).
Mayoritas yang tak setuju pemilu ditunda adalah kalangan muda yakni di bawah 20 tahun (61,8 persen). Adapun menurut data, penolakan penundaan datang paling banyak dari warga tamat diploma S1 hingga S3.
Dari segi gender, penolakan didominasi oleh laki-laki. Ada 57,6 persen yang menolak pemilu ditunda dan lainnya perempuan.
Masyarakat yang menolak penundaan pemilu karena merasa pemilu harus tetap dilakukan sesuai aturan, ingin cepat ganti masa pemerintahan dan pemimpin, hingga merasa COVID-19 bukan alasan pemilu ditunda.
ADVERTISEMENT
Sedangkan warga yang setuju beralasan pemilu dapat ditunda agar pemerintah fokus tangani COVID-19, pemilu dapat memicu lonjakan kasus, agar anggaran tak habis, dan ingin Jokowi tetap menjabat sebagai presiden.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat sidang kabinet paripurna perdana di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
43% Masyarakat Puas Kinerja Jokowi-Ma'ruf, 37,4% Tak Puas
Dari survei itu diketahui bahwa sekitar 43 persen masyarakat Indonesia menyatakan puas atas kinerja Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam memimpin negara.
Meski begitu, dari hasil survei yang dilakukan tersebut, Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyebut masih ada sekitar 37,4 persen masyarakat yang tidak puas dengan kinerja keduanya.
"Sisanya 19,6 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," ujar Rico dalam peluncuran hasil survei Median secara daring, Selasa (29/3).
Berdasarkan hasil survei, menurut Rico puas tidak puasnya masyarakat karena masih adanya sejumlah permasalahan prioritas yang hingga kini belum tertangani dengan baik.
ADVERTISEMENT
Permasalahan prioritas itu di antaranya pandemi COVID-19 (18,1 persen), ekonomi dan kemiskinan (14,5 persen), lapangan pekerjaan dan pengangguran (7,4 persen), kualitas pendidikan (4,7 persen), korupsi (3,5 persen), serta sembako (3,3 persen).
Masih dari survei yang sama, Rico juga membeberkan soal partai politik mana saja yang jumlah konstituennya lebih besar yang menyatakan puas akan kinerja Presiden dan Wakil Presiden.
Partai itu yakni PDIP (66,9 persen), Golkar (49,1 persen) PKB (42,3 persen), PPP (60,0 persen), PSI (44,4 persen) dan Perindo (50,0 persen).
Sedangkan Parpol yang menyatakan tidak puas dengan kinerja Presiden dan Wakil Presiden di antaranya Gerindra (44,4 persen), Demokrat (51,6 persen), PKS (61,8 persen), NasDem (55,6 persen), PAN (83,3 persen), Gelora (76,5 persen), dan Hanura (75,0 persen).
Presiden Joko Widodo tinjau persemaian mentawir. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Konstituen PAN, Gerindra, hingga NasDem Tak Puas Kinerja Jokowi
ADVERTISEMENT
Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan pada kinerja Presiden Jokowi. Hasilnya, 43 persen puas dan 37,4 persen tidak puas, sisanya tidak menjawab.
Pada kategori tidak puas, rupanya konstituen parpol pendukung Presiden Jokowi termasuk yang paling tinggi ketidakpuasannya. Pendukung PAN menjadi parpol yang memiliki persentase ketidakpuasan paling tinggi, 83,3 persen.
Raihan PAN itu, menurut Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun diikuti dua partai lainnya yang memiliki persentase ketidakpuasan tertinggi yakni Partai Gelora dengan 76,5 persen dan Hanura dengan 75,0 persen.
"Parpol (lain) yang menyatakan tidak puas dengan kinerja Presiden dan Wakil Presiden di antaranya Gerindra (44,4 persen), Demokrat (51,6 persen), PKS (61,8 persen), NasDem (55,6 persen)," kata Rico dalam peluncuran hasil survei Median secara daring, Selasa (29/3).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei, menurut Rico ketidakpuasan itu dapat terlihat dari masih adanya sejumlah permasalahan prioritas yang hingga kini belum dapat tertangani dengan baik.
Permasalahan prioritas itu di antaranya pandemi COVID-19 (18,1 persen), ekonomi dan kemiskinan (14,5 persen), lapangan pekerjaan dan pengangguran (7,4 persen), kualitas pendidikan (4,7 persen), korupsi (3,5 persen), serta sembako (3,3 persen).
Kendati demikian, Rico menyatakan bahwa tak seluruhnya partai politik menyatakan tak puas akan kinerja Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Partai seperti PDIP (66,9 persen), Golkar (49,1 persen) PKB (42,3 persen), PPP (60,0 persen), PSI (44,4 persen) dan Perindo (50,0 persen) disebutnya jadi beberapa partai yang menyatakan puas atas kinerja Jokowi-Ma'ruf.