Survei: Jokowi Dominasi Medsos saat Debat I, tapi Disindir Baca Teks

7 Februari 2019 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan calon nomor urut 01 menyampaikan visi dan misi pada Debat Pilpres 2019. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan calon nomor urut 01 menyampaikan visi dan misi pada Debat Pilpres 2019. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Percakapan di media sosial selama debat putaran pertama Pilpres 2019 pada 17 Januari lalu meningkat tajam. Lembaga survei Politicawave mengungkapkan percakapan di media selama debat mencapai angka 675.885 percakapan. "Terkait debat bisa dilihat kalau tadi rata-rata percakapan per hari ada 275 ribu, pada waktu debat terjadi spec 675 ribu percakapan," ungkap Founder Politicawave Yose Rizal saat memaparkan data di konferensi pers Pilihan Netizen Menjelang Pilpres 2019 di Restoran Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Kamis (7/2). Dalam data yang dirilisnya, Jokowi - Ma'ruf mendominasi percakapan di media sosial dengan angka 55 persen percakapan. Sementara Prabowo - Sandi memiliki selisih tipis dengan angka 45 persen. Yose menjelaskan, pada sesi pertama debat, Jokowi - Ma'ruf mendominasi sebanyak 68 persen percakapan di media sosial. Jokowi - Ma'ruf dianggap memaparkan materi debat dengan baik. "Negatifnya pernyataan Jokowi terlalu panjang dan sindirannya menggunakan teks," tuturnya. Sementara Prabowo - Sandi mencapai presentase 32 persen percakapan di media sosial saat sesi pertama. Yose menyebut pasangan ini memperoleh nilai positif karena tidak menggunakan teks, dan Prabowo yang memberikan Sandi kesempatan untuk berbicara. "Sisi negatifnya pernyataan Prabowo tidak sesuai dengan konteks tema debat dan Prabowo dinilai menyebar pesimisme," ujarnya. Pada segmen kedua, Jokowi - Ma'ruf kembali mendominasi percakapan medsos dengan angka 60 persen, sedangkan Prabowo-Sandi sebesar 40 persen. Di sesi kedua ini, Ma'ruf mendapatkan kritik karena dinilai terlalu pasif. Sementara Prabowo - Sandi dalam pemaparannya yang sama sekali tidak menyinggung soal isu HAM. "Negatifnya Ma'ruf Amin dinilai pasif. Kemudian Prabowo - Sandi tidak mengangkat isu HAM," imbuhnya.
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di segmen ketiga, selisih presentase percakapan terkait Jokowi - Ma'ruf dan Prabowo - Sandi di medsos menipis dengan angka 54 persen dan 46 persen. Dalam segmen ini, sentimen negatif kepada Jokowi-Ma'ruf salah satunya terkait jawaban Ma'ruf yang kurang memuaskan soal radikalisme. Sedangkan kubu Prabowo-Sandi soal kritik mengenai kenaikan gaji aparat hukum dan keterlibatan Prabowo dalam kasus pelanggaran HAM 1998. "Jawaban Ma'ruf Amin kurang memuaskan terkait radikalisme. Sementara Prabowo (dikritik) karena pernyataannya terkait kenaikan gaji aparat hukum," ucapnya. Pada segemen keempat, dominasi kedua paslon semakin menipis dengan Jokowi - Ma'ruf sebesar 51 persen dan 49 persen untuk Prabowo - Sandi. Keduanya mendapat respons positif terkait isu gender. Sementara pada segmen kelima, tidak ada perubahan angka yang signifikan dari keduanya. Jokowi - Ma'ruf masih mendominasi percakapan dengan angka 52 persen sedangkan Prabowo - Sandi sebesar 48 persen. Dengan isu positif Jokowi - Ma'ruf mengenai beban masa lalu dan Prabowo - Sandi soal perbedaan kebijakan impor beras antarmenteri. Segmen terakhir, Jokowi - Ma'ruf masih mendominasi dengan percakapan sebanyak 55 persen dan Prabowo - Sandi sebanyak 45 persen. Dalam segmen ini, Jokowi - Ma'ruf mendapat dukungan dari akun pendukung terkait closing statementnya. Sedangkan Prabowo - Sandi mendapat dukungan dari akun pendukung terkait performa Prabowo selama debat. Data ini dirilis oleh Politicawave yang dihimpun sejak 28 Januari hingga 4 Februari 2019. Data ini didapat dari berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Online Forum, dan News Portal.
ADVERTISEMENT