Sultan HB X: Warga di Sekitar Gunung Merapi Lebih Tahu Cara Evakuasi

9 Juli 2020 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengunjungi sejumlah desa di lereng Gunung Merapi. Dalam kunjungan tersebut mereka mengecek kesiapan warga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana erupsi.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menjelaskan bahwa warga di sekitar Gunung Merapi sudah jauh lebih tahu cara evakuasi. Sehingga tidak perlu lagi ada yang meragukan kesiapsiagaan warga Merapi apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi.
"Selama ini warga masyarakat lereng Merapi itu tahu persis. Biar pun kita mengatakan bahaya tapi masyarakatnya tahu persis selama belum ada hewan yang akan mengungsi, selama itu tidak ada lava yang turun mereka juga tahu itu," ujar Ngarso Ndalem di Kepatihan Pemda DIY, Kamis (9/7).
"Jadi tidak usah diragukan tidak usah ada campaign masalah bencana di Merapi karena mereka sudah tahu," ujarnya.
Kondisi di jalur evakuasi Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sultan HB X pun memberikan contoh. Misalnya untuk benda berharga, warga merapi sudah meletakkan surat-surat penting hingga emas ke sebuah kain yang ditali menyerupai kantong dan mudah dijangkau. Ketika terjadi erupsi Gunung Merapi, kantong itu yang akan dibawa mengungsi.
ADVERTISEMENT
"Barang-barang berharga itu tidak pernah disimpan di lemari dan dikunci. Barang berharga sudah disiapkan ditaleni sak gantine pakaian (ditali bersama pakaian ganti) nanti yang setiap saat itu saja yang dibawa kalau ada bencana. Merapi itu masyarakatnya sudah tahu begitu," ujarnya.
Truk bermuatan pasir melintas di jalur evakuasi Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Jadi mereka nggak usah diajari apalagi oleh orang kota, mereka nggak ngerti. Dia (warga Merapi) yang lebih ngerti. Jadi tidak usah khawatir," katanya.
Sementara itu, Sri Sultan juga menjelaskan bahwa sampai saat ini status Merapi masih seperti dua tahun lalu yaitu Waspada. Menurutnya ada perbedaan aktivitas Merapi pada masa lampau dengan sekarang.
"Statusnya sama seperti kemarin Waspada. Jadi kalau saya ya, Merapi itu dulu aktivitasnya 4 tahun sekali. Tapi sekarang lebih dari 4 tahun, 8 tahun baru ada aktivitas. Kan wis bedo (sudah beda)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sampai sejauh ini, Merapi juga tidak membahayakan warga. Pasalnya magma yang keluar masih dalam radius yang jauh dari pemukiman warga.
Jalan berlubang di jalur evakuasi Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Biarpun punya aktivitas mengeluarkan magma tapi akhirnya jaraknya masih terbatas, tetap di atas," ujarnya.
Di sisi lain, Sri Sultan mengapresiasi langkah BPPTKG yang terus memasang peralatan canggih untuk identifikasi kondisi Merapi. Dia berharap alat tersebut bisa jadi sumber informasi bagi warga Merapi.
" Jadi bagi saya itu lebih baik karena teknologi sekarang lebih maju. Dengan teknologi canggih sangat penting untuk memperingatkan publik (kalau terjadi sesuatu) Tapi harapan saya jangan dicuri dan dirusak karena itu barang penting," pungkasnya.