Suka Cita Warga di Desa Terpencil NTT Rayakan Idul Adha

11 Agustus 2019 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana masak hasil daging kurban di NTT. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana masak hasil daging kurban di NTT. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga pesisir pantai Ronting, NTT, bersuka cita menyambut Idul Adha. Warga mendapat 11 hewan kurban yang disembelih bertahap selama 3 hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Berkat program Dompet Dhuafa, masyarakat Ronting yang letaknya terpencil itu bisa merasakan daging kurban. Bahkan, pasokan daging sapi dan kurban ke daerah ini begitu melimpah.
Sebelum hari pemotongan tiba, masyarakat Kampung Ronting menyambut Hari Raya Idul Adha dengan membakar nasi ketan di bambu atau yang disebut Timbu pada malam harinya.
Setelah membuat Timbu, masyarakat bersiap untuk melakukan pawai obor dengan rute perjalanan sepanjang 3 km.
Malam itu Kampung Ronting yang hingga hari ini belum teraliri listrik menjadi terang benderang. Sebanyak kurang lebih 200 warga, baik muda hingga tua, beriringan membawa obor sambil menggemakan takbir.
Chika Fauzi ikut pawai obor di NTT. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
Pagi berselang, masyarakat Ronting berkumpul di Masjid Al-Istiqomah untuk melaksanakan salat Idul Adha.
ADVERTISEMENT
Ditemani deburan ombak pantai, salat Id yang dipimpin oleh Imam Abu Bakar Mahmud berjalan khidmat.
Setelah salat selesai, bersalam-salaman antarwarga Ronting pun menjadi agenda haru di hari raya.
Suasana Salat Id di NTT. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
Namun, tidak lama dari itu agenda hari raya di Kampung Ronting terus bergulir. Sapi-sapi dan kambing digiring dan diikat di pohon kelapa dekat pantai. Penjagal dan masyarakat setempat ikut menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban.
Pemotongan hewan kurban di hari pertama di mulai dari lima sapi dan satu kambing. Sapi tersebut memiliki berat kurang lebih 250 kg hingga 300 kg. Sapi yang dikelola oleh mitra Dompet Dhuafa terlihat sehat dan segar.
Desa Ronting memang tidak memiliki kendala mengenai penyediaan hewan kurban. Tidak perlu untuk membeli di luar pulau, mitra kurban Dompet Dhuafa memiliki peternakan sendiri yang di kelola langsung oleh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Peternakan sapi ini disebut sebagai Sentra Peternakan NTT yang rencananya dikelola untuk memasok kebutuhan sapi se Nusa Tenggara Timur bahkan ke pulau-pulau lain yang membutuhkan.
Mengenai distribusi daging kurban tahun ini, daging kurban akan dibagikan ke lima desa sekitar Ronting. Desa tersebut adalah Desa Wasu, Binaan, Dampik, Nanga Pedi, dan Nanga Lirang.
Lima desa pantura tersebut merupakan desa yang warganya beragama muslim. Walau begitu, warga kristiani yang berada di 5 daerah tersebut juga akan mendapat distribusi dari panitia kurban Ronting.
Menurut Sekretaris Takmir Masjid Al-Istiqomah, Julfakar, dari lima desa tersebut dipastikan setiap keluarga mendapat jatah daging kurban. Karena keluarga di lima desa tersebut merupakan keluarga yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Pemotongan hewan kurban bersama Dompet Dhuafa, NTT. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Chiki Fazwi seorang spokeperson Wardah Beauty Cosmetic turut membagikan daging kurban ke rumah-rumah penduduk.
Ia mengaku bahagia atas kesempatan kedua bertandang ke pulau pelosok membagikan daging kurban.
Menurutnya, pemberian daging ke daerah pelosok dapat melebarkan manfaat dari berkurban. Karena ia kerap kali melihat daging-daging di kota besar didistribusikan kepada penerima yang kurang tepat dan sering kali terlantar begitu saja.
Chiki Fawzi dan Wardah membagikan Lipstik di Desa Ronting Foto: Aulia Fauzi/kumparan
Selain membagikan daging kuran, Chiki Fawzi ditemani PR Wardah Beauty Cosmetic, Wilda Arginesa juga memberikan sebuah lipstik kepada ibu-ibu rumah tangga di Ronting. Tujuan pembagian lipstik tersebut merupakan bentuk kepedulian Wardah terhadap seluruh wanita-wanita di Indonesia.
"Semua wanita itu mau siapapun, dalam kondisi apapun, dimanapun, ingin terlihat cantik. Tapi mereka lebih mending beli beras dibanding beli lipstik," ujar Wilda.
ADVERTISEMENT
Karena hal tersebut, Wilda tergerak untuk membagikan lipstik kepada ibu-ibu rumah tangga di Ronting. Wilda ingin Wardah untuk selalu hadir bagi wanita Indonesia.
Setelah pembagian daging lipstik ke rumah-rumah warga yang berhak. Warga Ronting kemudian mengolah daging kurban yang diberikan untuk menjadi semur daging, soto ataupun sate sapi. Rencananya sate-sate dari daging kurban akan dibakar di halaman masjid Ronting pada malam hari.