Sopir Truk Curhat ke Jokowi soal Pungli: Titik Rawan hingga Cap Khusus

8 Mei 2018 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo silaturahmi dengan sopir truk. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo silaturahmi dengan sopir truk. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo menerima 70 sopir truk pengangkut barang di Istana Negara, Jakarta. Jokowi langsung meminta sopir truk menyampaikan keluhan mereka terutama soal pungli yang ada di sepanjang jalur pengiriman barang.
ADVERTISEMENT
Jokowi tidak panjang memberikan sambutan. Dia langsung membuka dialog dengan para sopir truk. Hal yang ditanyakan Jokowi, yakni soal maraknya pungli.
"Kemudian urusan di jalan, jalan kita masih banyak pungli? Masih banyak atau tambah banyak? Menjadi catatan masih ada pungli," kata Jokowi, Selasa (8/5).
"Pungutan di jembatan timbang masih Ada? Kenapa? Preman? Itu di mana? Oke di Lintas Sumatera. Jalan mana lagi? Marunda? Mana lagi? Cakung, Cilincing. Cikampek, Cirebon, mana lagi? Lintas Timur, oke dicatat Pak Wakapolri. Samarinda pungli petugas? Oke terus? Oke Mesuji. Prabumulih, oke terus," tutur Jokowi menyebutkan kembali titik rawan yang diungkapkan para sopir.
Joko Widodo silaturahmi dengan sopir truk. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo silaturahmi dengan sopir truk. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi Wakapolri Komjen Pol Syafruddin dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
ADVERTISEMENT
Para sopir secara bergantian melanjutkan titik rawan pungli yang mereka rasakan. Di antarannya, Jambi sampai Medan, Riau, Medan. Lintas Timur di Mesuji.
Kemudian, kawasan lintas Timur Sumatera ada di perbatasan Aceh sampai Medan, melalui Bagan Batu, Binjai, batasnya sampai Pekanbaru. Selain itu, kawasan rawan juga ada di perbatasan Jambi sampai Palembang.
"Itu paling banyak preman. Habis Pelalawan, Riau, itu mobil saya sampai dibakar sama premanisme (preman-Red)," ungkap seorang sopir.
"Setelah itu kalau di Bedeng Seng kalau kita lewat saja, itu wajib bayar. Kalau enggak, kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher. Atau enggak ranjau paku," imbuh sopir.
"Dimintai berapa?" tanya Jokowi.
"Berapa yang dia ingat, kalau ingat Rp 200 ribu, ya Rp 200 ribu, kalau enggak Rp 2 juta. Setelah itu jalur rawan itu mulai dari Ogan Hilir, itu kan sampai Ogan Komering Hilir. Satu kali lewat Rp 10 sampai Rp 20 ribu," tutur sopir.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, para sopir juga mengungkapkan ada kode stiker khusus pada truk yang melintas. Jokowi juga tidak tahu soal adanya stiker atau cap yang disematkan pada truk.
"Kalau di Sumatera, merek itu RPAD. Kalau di Medan PSDS, Sinar Toba, Sabang Taw, Harimau Jalan, masih banyak itu, Pak," ucap sopir.
Salah satu sopir yang hadir dalam dialog itu adalah Agus Yuda. Agus yang berasal dari Sidoarjo itu, berjalan kaki dari Mojokerto hingga Jakarta khusus untuk menemui Jokowi guna mengadukan pungli yang diderita para sopir truk pengangkut barang.