Shanghai Ancam Tindak Tegas Pelanggar Lockdown

13 April 2022 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung berdiri di belakang penghalang yang menutup area perumahan di bawah lockdown di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung berdiri di belakang penghalang yang menutup area perumahan di bawah lockdown di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Shanghai akan menindak tegas siapa pun yang melanggar aturan karantina wilayah atau lockdown COVID-19. Pusat perekonomian di China tersebut tengah menghadapi lonjakan corona.
ADVERTISEMENT
Dalam sehari penambahan kasus corona di Shanghai bisa mencapai puluhan ribu orang. Peristiwa ini tidak pernah terjadi sepanjang pandemi COVID-19 berlangsung di China.
Kepolisian Shanghai telah menguraikan aturan pembatasan kepada 25 juta penduduk. Pihaknya meminta mereka untuk bahu-membahu memerangi lonjakan itu ‘dengan satu hati’. Kepolisian kemudian merilis pernyataan yang menegaskan konsekuensi hukum atas pelanggaran.
"Mereka yang melanggar ketentuan pemberitahuan ini akan ditindak sesuai dengan hukum oleh organ keamanan publik. Jika merupakan kejahatan, mereka akan diselidiki sesuai hukum," tulis pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Polisi dan pekerja staf menunggu untuk dites COVID-19 di dalam penghalang area yang dilockdown, di Shanghai, China, Kamis (24/3/2022) Foto: Aly Song/REUTERS
Polisi Shanghai juga melarang mobil melintasi jalanan. Pengecualian aturan itu hanya berlaku bagi petugas yang terlibat dalam pencegahan pandemi dan perawatan medis darurat.
Pihaknya juga memperingatkan warga agar tidak menyebarkan informasi palsu atau memalsukan sertifikat izin.
ADVERTISEMENT
Shanghai mencerminkan pendekatan ketat 'nol-COVID' China. Langkah-langkah itu bertujuan untuk menghilangkan rantai penularan.
Tetapi, para analis memperingatkan, kebijakan semacam itu hanya akan berdampak buruk. Langkah ketat dinilai akan merugikan pariwisata dan perhotelan, serta mengganggu rantai pasokan lintas sektor.
Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati gedung perumahan yang di-lockdown di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Teranyar, Caixin melaporkan, Shanghai kini mulai melonggarkan persyaratan karantina. Shanghai menjadi salah satu dari delapan kota yang terlibat dalam sebuah skema pelonggaran karantina.
Media tersebut mengutip rencana pemerintah dalam dokumen yang belum dipublikasikan secara resmi. Skema itu disebut akan mempersingkat persyaratan karantina terpusat dari 14 menjadi 10 hari. Namun, otoritas terkait belum memberikan komentar atas laporan tersebut.
Pusat komersial itu sedang menghadapi tekanan rumit. Shanghai berupaya membendung wabah COVID-19 terbesar sejak virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan.
Seorang pekerja dengan alat pelindung berjaga-jaga di area lockdown di Shanghai, China, Rabu (30/3/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Semakin hari, warga pun semakin frustrasi. Jutaan penduduk terkurung di rumah mereka hingga bersusah payah mendapatkan pasokan harian.
ADVERTISEMENT
Shanghai melaporkan 25.141 kasus baru virus corona tanpa gejala per Selasa (12/4). Angka itu naik dari hari sebelumnya, yakni 22.348 kasus. Sementara itu, kasus bergejala juga melonjak menjadi 1.189 dari 994 orang pada sehari sebelumnya.