news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Sempat Masuk RS Kepikiran Anak di Lebanon, Wayan Arini Bahagia Bisa Kumpul Lagi

9 Oktober 2024 17:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PMI asal Bali Ni Kadek Sriari (21), yang dievakuasi KBRI dari Lebanon bersama orangtuanya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PMI asal Bali Ni Kadek Sriari (21), yang dievakuasi KBRI dari Lebanon bersama orangtuanya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasih sayang Ni Wayan Ariani (45) terhadap anaknya Ni Kadek Sriari (21) sungguh tak terhingga. Tubuhnya lemas nan gelisah memikirkan nasib Sri yang merantau sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Lebanon yang baru-baru ini tengah diserang Israel.
ADVERTISEMENT
Saking khawatirnya, Ariani sampai diopname selama satu minggu di rumah sakit karena terus memikirkan anaknya yang sempat tak bisa dihubungi.
"Ada satu minggu (Sri) endak nelepon, ibu takut banget sampai sakit ibu. Kan (biasanya) setiap hari dia nelepon kasih kabar," katanya saat ditemui di rumahnya Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu (9/10).
Ariani tiada henti menghaturkan doa kepada Tuhan memohon keselamatan Sri yang bekerja sebagai spa terapis di Kota Beirut. Ariani sembuh dari sakit saat anak nomor dua dari empat bersaudara itu menelepon ke rumah.
"Ibu bikin sesajen di merajan (doa di tempat ibadah di rumah), langsung dah dia telepon, baru dah ibu tenang," katanya.
Sri lulusan SMKN 1 Tampaksiring jurusan Kitchen. Ariani merestui anaknya ke Lebanon begitu lulus sekolah. Merantau ke luar negeri sudah menjadi tradisi keluarga. Bibi Sri saat ini mencari nafkah di Dubai.
ADVERTISEMENT
"Merantau untuk bantu-bantu keluarga," katanya.
Namun, Ariani baru tahu tentang perang sejak Sri menginjak kaki di Lebanon pada awal tahun 2023 lalu. Ariani was-was bukan kepalang memikirkan keselamatan Sri.
Rasa was-was itu sedikit memudar ketika Sri selalu memastikan kondisi tempat kerjanya jauh dari wilayah konflik. Tempat kerja juga sering dipenuhi turis Filipina.
Hati Ariani kembali gelisah ketika mendengar aksi tembak-tembakan di area apartemen Sri pada akhir September 2024 lalu. Ariani lebih banyak mengisi hari dengan menangis dan tidur tak tenang mendengar ketakutan Sri.
"Selama satu tahun khawatir tapi ini yang paling berat. Ibu nangis terus sama bapaknya, endak bisa tidur sama sekali sampai pagi, ingat anaknya kan, kasihan dia nangis terus," katanya.
PMI asal Bali Ni Kadek Sriari (21), yang dievakuasi KBRI dari Lebanon. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Apalagi, permintaan Sri untuk pulang ke Indonesia pada Agustus 2024 lalu ditolak dua kali oleh bosnya. Alasan si bos, karena Kota Beirut akan baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Sri akhirnya berhasil menghubungi KBRI dan dipulangkan ke Indonesia. Dia tiba di kampung halaman pada Selasa (8/10) pukul 20.00 WITA kemarin.
Ariani sungguh lega dan bahagia. Ariani dan suaminya, I Wayan Supadma (55) semalaman berpelukan melepas rindu dengan Sri.
"Sri pulang (kami) tidur sama, bertiga tidur sama bapak gitu. Duh lega sekali, sampai berpelukan tidurnya gitu. biasanya nggak bisa tidur sampai pagi," katanya menahan air mata.
Ariani sebenarnya berharap Sri bekerja di Bali usai menghadapi pengalaman traumatis di Lebanon. Ariani juga tetap merestui anaknya bila merantau ke luar negeri, dengan catatan tidak di wilayah konflik atau perang.
"Mudah-mudahan dia mau bekerja di sini," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri telah berhasil melakukan evakuasi pada 65 WNI dari Lebanon, sejak KBRI Beirut menetapkan status siaga satu pada tanggal 4 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Para PMI dibawa oleh armada yang telah disiapkan oleh pemerintah provinsi asal yakni, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Bali.