Sekjen PDIP: Era Jokowi-Ahok Pasukan Oranye Bersihkan DKI, di Era Anies ke Mana?

21 Juli 2022 18:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Seminar Internasional bertema Partai Politik dan Demokrasi, Senin (4/7).  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Seminar Internasional bertema Partai Politik dan Demokrasi, Senin (4/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap PDIP memastikan akan memilih capres-cawapres yang berkesinambungan dan memiliki arah kebijakan yang sejalan dengan Jokowi-Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Hasto kemudian menyebut, PDIP tidak ingin Indonesia seperti kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta yang dinilai tidak sinambung dengan sebelumnya saat dipimpin Jokowi-Ahok.
"Kalau melihat di Jakarta ketika Jokowi-Ahok, kemudian digantikan Anies, tidak ada kesinambungan," ujarnya kepada wartawan, Kamis (21/7).
Ia mencontohkan, saat era Jokowi-Ahok memimpin DKI Jakarta terdapat banyak pasukan oranye yang semangat membersihkan Jakarta. Sementara saat dipimpin Anies, ia mempertanyakan keberadaan pasukan oranye tersebut.
"Keseharian dulu ada pasukan oranye mereka semangat bersihkan Jakarta sehingga rapi. Ke mana pasukan itu? Suatu hal baik saja nggak bisa dilanjutkan," tuturnya.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau proyek pembangunan Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta, Senin (25/4/2022). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Jakarta dulu ada proses kemajuan yang diletakkan oleh Jokowi, Ahok, Djarot. Kalau tidak ada kesinambungan, kita bisa bayangkan presiden ke depan tidak punya kebijakan senapas dengan Pak Jokowi, ini dicermati PDIP," imbuh Hasto.
ADVERTISEMENT
Hasto kemudian menegaskan, dirinya tidak bermaksud mengganggu urusan parpol lain dan akan tetap menghormati kerja sama yang dibangun oleh parpol-parpol lainnya.
"Tapi skala prioritas PDIP adalah turun ke bawah, dan Jokowi-Ma'ruf, harus didorong untuk mencapai hasil keberhasilan maksimum. Ada waktunya bagi parpol, apakah ada 2-3 paslon biar nanti dinamika paslon yang menentukan," tandasnya.