Sederet Harapan di Balik Lawatan Raja Salman

2 Maret 2017 15:06 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jokowi bersalaman dengan Raja Salman. (Foto: Reuters/Achmad Ibrahim)
Lawatan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia terukir menjadi momen bersejarah. Setelah berselang 47 tahun, Raja Arab akhirnya kembali mengunjungi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Raja Salman disambut positif dan disebut membawa angin segar bagi perekonomian serta pariwisata di tanah air.
Tak hanya itu, sejumlah pihak pun menggantungkan berbagai harapan di balik kunjungan Raja Salman ke Indonesia. Berikut beberapa di antara harapan mereka.
Tragedi Crane di Mekah Tahun 2015
Insiden crane jatuh di Mekah pada tahun 2015 (Foto: Mohamed Al Hwaity/Reuters)
Musim haji tahun 2015 menyisakan luka dan duka bagi sejumlah masyarakat Indonesia. Badai pasir dan angin kencang yang melanda Mekkah, 11 September 2015, mengakibatkan sebuah alat berat berupa crane roboh dan menimpa bangunan di kawasan Masjidil Haram.
Tragedi tersebut total menewaskan 118 orang. Sebanyak 10 jamaah haji asal Indonesia meninggal dan 41 orang mengalami luka-luka.
Kala itu Raja Salman berjanji untuk memberikan santunan sebesar Rp 3,8 miliar rupiah untuk korban meninggal, sementara korban luka dijanjikan menerima santunan Rp 1,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Hampir dua tahun berselang, janji itu nyatanya tak kunjung hadir. Hingga saat ini santunan bagi korban musibah crane belum juga diterima para korban ataupun ahli warisnya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berjanji akan memanfaatkan kunjungan Raja Salman ke Indonesia dengan baik, termasuk menanyakan perkembangan pencairan dana santunan korban crane.
“Pemerintah berupaya memonitor, memantau progres pengurusan pencairan santunan,” kata Lukman kepada Antara (28/2).
Menurut informasi yang didapat dari Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Lukman menginformasikan hingga saat ini proses penyaluran santunan belum menunjukkan tanda-tanda akan dicairkan. Alasannya, otoritas Saudi masih menunggu verifikasi data korban dan ahli waris dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Penambahan Kuota Haji untuk Indonesia
Suasana ibadah haji. (Foto: Wikipedia Commons)
Panjangnya daftar tunggu untuk berhaji juga menjadi masalah di Indonesia. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis mengatakan kunjungan ini seharusnya bisa menjadi finalisasi dari berbagai pembahasan soal penambahan kuota haji.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2017, Arab Saudi telah menambah kuota haji Indonesia dari 168.000 menjadi 211.000. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan masalah penambahan kuota akan dibicarakan lagi, mengingat banyaknya antrean dan daftar calon jamaah haji.
"Jika kita mampu menyampaikan keinginan untuk menambah kuota haji kepada Raja Salman, kita berpeluang mendapatkan tambahan kuota lagi, mengingat animo masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa Muslim terbesar di dunia ini untuk beribadah haji sangat besar,” ujar Iskan di Jakarta, Senin (27/2).
Penambahan kuota haji praktis akan memangkas waktu tunggu calon jemaah haji di Indonesia. Waktu tunggu yang biasanya mencapai 17 tahun dapat dipercepat menjadi kira-kira 14 tahun.
Pemerintah Indonesia juga akan menambah petugas haji sebesar 250 petugas, dari 3.250 menjadi 3.500 orang untuk mengantisipasi kenaikan kuota haji.
ADVERTISEMENT
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Ilustrasi penyiksaan TKI (Foto: Piixabay)
Kedatangan Raja Salman juga harus dimanfaatkan untuk meminta perlindungan bagi para Tenaga Keja Indonesia (TKI) yang terancam eksekusi mati di Arab Saudi. Lembaga advokasi buruh migran, Migrant Care, mencatat ada puluhan WNI yang masuk daftar tunggu eksekusi mati.
“Hingga saat ini, masih ada puluhan buruh migran Indonesia yang hidupnya berada di ujung tanduk karena masuk dalam daftar tunggu eksekusi mati. Ada juga yang diproses pengadilan dengan ancaman hukuman mati. Dalam satu dekade terakhir, setidaknya ada 4 WNI yang sudah dieksekusi mati,” kata Direktur Eksekutid Migrant Care, Wahyu Susilo, kepada kumparan, Rabu (1/3).
Ada sekitar 1,5 juta penduduk Indonesia yang kini bekerja sebagai buruh migran di Arab Saudi. Mereka kebanyakan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Menurut data Migrant Care, kasus kekerasan tertinggi yang dialami buruh migran Indonesia terjadi di Arab Saudi. Kasus-kasus tersebut meliputi penganiayaan, pemerkosaan, hingga pembunuhan.
Banyaknya kekerasan yang menimpa buruh migran Indonesia adalah sebuah ironi. Mengingat para buruh migran tersebut merupakan penyumbang devisa terbesar kedua di tanah air, setelah sektor minyak dan gas.
Sekali lagi, Migrant Care meminta pemerintah Indonesia memanfaatkan momen kedatangan Raja Salman ke tanah air untuk menyelesaikan berbagai kasus buruh migran Indonesia.
“Oleh karena itu, Presiden Jokowi harus memprioritaskan agenda perlindungan buruh migran Indonesia dalam pembicaraan bilateral dengan Kepala Negara Saudi Arabia, Raja Salman, mengenai komitmen perlindungan buruh migran dan diplomasi pembebasan buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati,” ujar Wahyu.
ADVERTISEMENT
Diskon Harga Minyak di Indonesia
Kilang minyak di Cilacap (Foto: Dokumentasi bumn)
Salah satu tujuan lawatan Raja Salman ke Indonesia adalah untuk menyuntikkan modal investasi senilai 6 miliar Dolar AS atau setara Rp 80 triliun. Dana investasi tersebut diberikan oleh perusahaan minyak Saudi, Saudi Aramco, untuk proyek perluasan kapasitas dan kompleksitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Cilacap, Jawa Tengah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga berharap adanya kerja sama lain dari kedatangan Raja Salman kali ini. Kepala Biro Komunikasi Layanan Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Sujatmiko, mengatakan kerja sama yang akan ditawarkan kementeriannya terkait harga impor minyak dengan preferred price atau harga spesial.
Menurutnya, masalah tersebut telah dibicarakan Menteri ESDM Ignasius Jonan dengan Menteri Energi Arab Saudi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Januari lalu.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu Pak Menteri minta agar Indonesia masuk ke daftar negara yang bisa membeli minyak dengan harga preferred price, yang berbeda (lebih murah) dari harga normal. Jadi kami ingin mendorong dan mengingatkan pihak Arab Saudi soal itu," kata Sujatmiko di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/2).
Bagaimana dengan anda? Apakah punya harapan dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia kali ini?