Satgas soal Jumlah Testing Turun: Varian Delta Beri Tekanan ke Faskes dan Lab

22 Juli 2021 19:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito Foto: Dok. BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito Foto: Dok. BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, membeberkan alasan mengapa kasus konfirmasi harian corona secara nasional turun beberapa hari terakhir, namun jumlah testingnya juga ikut yang menurun.
ADVERTISEMENT
Jika sebelumnya Indonesia berhasil melakukan testing hingga hampir 250 ribu per hari, namun testing menurun menjelang libur Idul Adha. Bahkan, pada Rabu (22/7) kemarin, testing hanya mencapai 116.232 orang.
Wiku mengakui terjadi keterlambatan pencatatan data jumlah tes PCR yang dilakukan secara nasional. Hal ini diakibatkan tingginya tekanan petugas laboratorium akibat varian Delta.
''Karakteristik varian Delta yang mudah menular memberikan tekanan yang cukup besar pada fasilitas penyedia layanan kesehatan, serta laboratorium, serta berbagai unsur lainnya. Sehingga menimbulkan potensi keterlambatan pencatatan,'' jelas Wiku dalam keterangan pers secara virtual, Kamis (22/7).
Walau begitu, ia menjelaskan, seharusnya jumlah testing tak perlu dilihat per hari, melainkan diakumulasi per minggu. Ini juga merupakan rekomendasi WHO yakni minimal 1/1.000 penduduk per minggu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Wiku juga mengeklaim target testing secraa nasional sudah melebihi standar minimal tersebut.
''Pada prinsipnya, untuk bisa melihat gambaran kondisi secara menyeluruh sebaiknya kita melihat data testing ini mingguan sesuai dengan rekomendasi WHO. Karena jika dilihat secara harian akan sangat dinamis naik turunnya," jelasnya.
Dua petugas medis melakukan SWAB PCR terhadap dua siswa di SMA Muhammadiyah, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (24/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
"Per pekan ketiga Juli 2021, Indonesia telah mencapai 4 kali dari standar testing yang ditargetkan WHO,'' imbuh Wiku.
Saat ini, pemerintah tengah fokus untuk menggencarkan testing bagi kasus suspek dan kontak erat dengan pasien corona. Sehingga, positivity rate yang saat ini masih jauh dari standar 5 persen bisa segera diturunkan.
''Target nasional terkait testing, saat ini mengedepankan prinsip prioritas yaitu mendahulukan suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate nasional, yang sampai minggu ketiga Juli mencapai 28,27 persen. Baik metode PCR dan rapid test antigen dioptimalkan dalam kondisi ini,'' pungkasnya.
ADVERTISEMENT