Saksi di Sidang Kisahkan Kondisi Mencekam di Luar Stadion Kanjuruhan

14 Februari 2023 20:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gas air mata tampak terlihat di bagian selatan lapangan Stadion Kanjuruhan. Foto: Dok. RCBFM Malang
zoom-in-whitePerbesar
Gas air mata tampak terlihat di bagian selatan lapangan Stadion Kanjuruhan. Foto: Dok. RCBFM Malang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sidang lanjutan tragedi Kanjuruhan dengan agenda pemeriksaan saksi kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Selasa (14/2).
ADVERTISEMENT
Ada tiga saksi yang dihadirkan dalam persidangan kali ini yakni dari pihak tim Persebaya Surabaya, di antaranya Manajer Persebaya Yahya Alkatiri, Official Persebaya Defi Harianto dan Rio Ardiles.
Mereka bersaksi terhadap tiga terdakwa dari anggota Polri yakni Danki 1 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
Dalam persidangan itu, ketiga saksi melihat sejumlah suporter dari Aremania melempari bangku cadangan tim Persebaya saat pertandingan berlangsung hingga peluit pertandingan berakhir antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 lalu.
Selain itu, mereka juga mendengar suara yel-yel Aremania yang bernada provokatif kepada tim Persebaya.
"Pas [skor] 2-2 ada teriakan. Awal masih belum, naiknya itu pas 2-3. Terus 90 menit terakhir kalimat mencekam dan saya sudah meminta pemain cadangan siap-siap," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ketika pertandingan berakhir, Yahya memerintahkan seluruh tim Persebaya untuk segera keluar dari ruang ganti dalam waktu lima menit. Saat itu, Yahya melihat sejumlah Aremania turun ke lapangan.
"Saya lihat dari dalam ada suporter turun ke lapangan, enggak lama di dalam, media officer ngasih waktu 5 menit, 'cepat karena suporter sudah turun', kondisi mencekam," katanya.
Setelah itu, seluruh tim Persebaya dibawa masuk ke dalam mobil barakuda yang telah disiapkan diluar stadion. Namun, saat keluar Stadion Kanjuruhan, mereka tertahan selama satu jam lebih.
"Tersendat, kami masuk 22.08 WIB, jam 23.20 WIB, rantis baru bisa jalan. Saya tanyakan, ini kenapa enggak jalan, terus katanya ada massa besar itu tadi," ungkapnya.
Saksi lain dari Official Persebaya, Defi Harianto, menceritakan suasana saat dirinya naik truk milik kepolisian untuk meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
"Setelah naik enggak bisa jalan, kita juga stuck di sana (Stadion Kanjuruhan), enggak tahu soalnya posisi truk gelap. Hanya melihat steward menghalau," katanya.
Puluhan syal Arema FC dan bunga dari warga diletakkan di sekitar Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Kemudian, truk dapat berjalan perlahan, namun disambut dengan lemparan ke arah truk itu oleh suporter yang ada di luar stadion.
"Terkait lemparan pas ketika mau bergerak, setelah satu jam (berhenti) barakuda jalan. Truk kami diadang massa, dilempari, bingung dilempari itu kita habis tameng tiga (untuk menutupi lemparan)," terangnya.
Dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari truk tersebut setelah kondisi tidak memungkinkan. Defi juga sempat melihat salah satu suporter memasukkan kobaran api ke dalam truk yang dinaikinya.
"Terakhir saya memutuskan untuk turun, itu ada api yang dimasukkan ke dalam truk, saya ada di dalam, terus saya turun, dan sama Brimob diamankan," ujarnya.
Korban luka Tragedi Kanjuruhan Bagas Satria memegang penyangga kakinya saat sesi pendampingan di Sukoharjo, Malang, Jawa Timur, Senin (16/1/2023). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Kemudian, saksi dari Official Persebaya, Rio Ardiles, juga mengungkapkan kondisi saat tim Persebaya akan meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
Rio menjelaskan, dirinya ketika itu naik mobil patwal milik Polres Malang. Namun, kendaraan tersebut juga ikut dilempari oleh suporter yang ada di luar.
"(Saya) masuk patwal, terus setengah jam itu masih biasa, tapi perlahan barikade sudah mepet ke mobil. Lima menit (suporter) menghajar patwal pertama, setelah puas ganti ke patwal saya," jelasnya.
Rio kemudian berganti masuk ke truk yang dianiki oleh Defi. Akan tetapi, truk itu juga menjadi sasaran lemparan dari para suporter.
Lalu, Rio dan anggota polisi yang ada di dalam truk memutuskan keluar dari kendaraan. Ketika keluar dari truk, Rio dan Defi hampir menjadi sasaran para suporter, namun dapat dievakuasi oleh polisi untuk masuk ke dalam stadion kembali.
ADVERTISEMENT
"Karena mungkin enggak bisa menahan, saya diintruksikan turun, saya bingung, saya enggak tahu teman-teman sudah lompat, pas dari samping kecantol, kecepet, satu brimob naik terus diseret," jelasnya.
"Itu barengan pas ada bambu nyala, tepat depan muka, kalau saya enggak ditarik sama Brimob, enggak tahu lagi," imbuh dia.