Saat Jokowi Bicara Vaksinasi Corona di Puskesmas Tanah Sareal Bogor

19 November 2020 5:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi usai meninjau simulasi vaksinasi corona di Bogor. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi usai meninjau simulasi vaksinasi corona di Bogor. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah terus memantapkan upaya vaksinasi corona yang rencananya dimulai pekan ketiga Desember 2020 melalui berbagai simulasi.
ADVERTISEMENT
Seperti simulasi yang dilaksanakan di Puskesmas Tanah Sareal Harapan Keluarga, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (18/11) pagi. Bahkan simulasi tersebut langsung ditinjau Presiden Jokowi ditemani Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto hingga Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Usai meninjau simulasi, Jokowi kemudian memberikan pernyataan. Ia memastikan pemerintah terus mempercepat pengadaan vaksin corona, baik melalui kerja sama internasional maupun mandiri.
Melalui kerja sama internasional, kata Jokowi, perwakilan pemerintah telah mengunjungi China dan Uni Emirat Arab untuk meninjau dan berbagi data beberapa kandidat vaksin COVID-19.
Presiden Joko Widodo saat meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Vaksin Perlu Izin Edar BPOM

Jokowi mengingatkan, ada berbagai tahapan yang mesti dilalui agar vaksinasi bisa dilaksanakan. Salah satunya mendapatkan izin edar dengan skema Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
ADVERTISEMENT
"Setelah vaksin masuk ke Indonesia, kita terima itu. Masih ada tahapan lagi. Tidak bisa langsung disuntikkan. Masih ada tahapan lagi di BPOM karena kita memerlukan emergency use authorization dari sana," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, tahapan agar EUA diterbitkan bisa berlangsung kurang lebih 3 pekan. Setelah nantinya UEA diterbitkan BPOM, barulah vaksinasi dilakukan.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan BPOM agar proses penerbitan UEA jangan terburu-buru dan wajib mengutamakan keselamatan dan keamanan vaksin.
"Kaidah-kaidah scientific, kaidah-kaidah ilmiah, ini juga saya sudah sampaikan wajib diikuti. Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," ujar Jokowi yang berharap vaksin tiba pada November ini.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menkes Terawan Agus Putranto usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Sosialisasi Vaksinasi Secara Masif

Sembari menunggu vaksin corona tersedia, Jokowi meminta kepada jajarannya agar menggencarkan sosialisasi vaksinasi kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat yang masuk dalam kategori penerima vaksin mau menerima dan mengikuti program ini.
"Ya terus kita lakukan, sosialisasi, pemberitahuan, agar nanti yang ikut vaksin itu sebanyak-banyaknya," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan, vaksinasi bakal dilakukan melalui 2 program, yakni subsidi alias gratis dan mandiri atau berbayar. Ia menargetkan kedua program ini dapat berjalan secara menyeluruh.
"Baik nanti yang ikut vaksinasi lewat program, vaksinasi program maupun vaksinasi mandiri. Jadi ada yang tidak membayar, gratis. Vaksinasi program. Ada yang membayar yaitu vaksinasi mandiri," jelasnya.
Khusus untuk vaksin jalur mandiri, ia mengungkapkan hingga kini belum ada kisaran biaya yang ditetapkan. Namun, Jokowi meminta harganya harus terjangkau.
Presiden Joko Widodo usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi Siap Jika Divaksin pada Kelompok Pertama

Jokowi menyatakan, kelompok yang diprioritaskan mendapat vaksinasi terlebih dahulu yakni tenaga medis, TNI-Polri, dan para petugas pelayanan publik.
ADVERTISEMENT
"Siapa yang akan divaksin terlebih dahulu? Yang akan divaksin pertama adalah nanti tenaga kesehatan baik itu dokter, para dokter para perawat dan juga tenaga medis, paramedis yang ada," kata Jokowi.
"Itu yang diberikan prioritas, plus TNI dan Polri, kemudian nanti baru ASN untuk pelayanan-pelayanan publik yang ada di depan, guru dan kemudian tentu saja kita semuanya," lanjutnya.
Infografik Obat dan Herbal Berizin BPOM untuk Pasien Corona. Foto: kumparan
Lantas, apakah Jokowi akan divaksin pada kelompok pertama atau terakhir?
Dia memastikan semua tergantung dari keputusan tim vaksinasi mendatang. Sejauh ini, Jokowi menyatakan kesiapannya.
"Kalau ada yang bertanya presiden nanti di depan atau di belakang? Kalau oleh, kalau oleh, kalau oleh tim diminta saya yang paling depan, saya siap," kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo saat meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Pertimbangkan Beli Vaksin yang Masuk Daftar WHO

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga membuka kemungkinan untuk membeli vaksin corona dari berbagai perusahaan di dunia yang terbukti efektif. Termasuk vaksin corona buatan perusahaan farmasi asal AS, Pfizer, yang disebut memiliki efektivitas menciptakan kekebalan sampai 94 persen.
"Tadi saya sampaikan bahwa kita akan membeli vaksin itu dari perusahaan merek yang ada di dalam daftar list-nya WHO," kata Jokowi.
Terpenting, kata dia, vaksin tersebut terdaftar di WHO. Dengan begitu, vaksin tersebut dinilai sudah teruji.
"Saya enggak berbicara mereknya apa. Asal sudah ada di dalam list-nya WHO, itu yang akan kita berikan. Kemudian yang kedua juga kemanfaatan dari vaksin itu juga harus maksimal," jelasnya.