Rusia Pangkas Pasokan Gas, Industri di Jerman Terancam Kolaps

24 Juni 2022 16:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck. Foto: INA FASSBENDER / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck. Foto: INA FASSBENDER / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengungkap pada Jumat (24/6/2022), negara itu sedang menuju kekurangan pasokan gas yang dapat berimbas pada penutupan industri-industri terkait.
ADVERTISEMENT
Jerman melihat risiko tinggi kekurangan pasokan gas dalam jangka panjang. Bahan bakar itu telah menjadi komoditas langka di negara tersebut. Habeck lantas mengkhawatirkan suplai gas menjelang musim dingin mendatang.
"Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berhutang untuk membayar tagihan pemanas mereka, orang akan menjadi lebih miskin," ujar Habeck, dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2022).
Jerman memasang pipa Nord Stream 2 sebagai tanggapan atas gerakan Rusia di wilayah Donbas. Foto: Mapcreator/OSM via Reuters
Masyarakat telah menghadapi lonjakan biaya energi antara 30-80 persen dalam beberapa bulan terakhir. Namun, konsumen mungkin akan menyaksikan kenaikan lagi hingga dua atau tiga kali lipat.
Badan Jaringan Federal Jerman mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan berbagai skenario. Namun, regulator gas itu menilik situasi rumit pada musim dingin mendatang.
Habeck mengulurkan prospek bantuan lanjutan bagi perusahaan dan individu yang menanggung dampak kekurangan gas. Tetapi, dia memperingatkan, pemerintah tidak mungkin menyerap seluruh imbasnya.
Pemandangan stasiun penerima Pipeline Inspection Gauge (PIG), Nord Stream 2 bagian dari area pendaratan di Lubmin di pantai Laut Baltik Jerman. Foto: John MACDOUGALL/AFP
Jerman menghadapi ancaman tersebut usai Rusia memangkas pasokan ke negara itu. Sebagaimana sejumlah negara Eropa lainnya, Jerman bergantung erat pada impor energi dari Rusia.
ADVERTISEMENT
Kini, Jerman menyentuh tingkat kedua dari tiga langkah dalam rencana darurat. Artinya, negara itu semakin mendekati tahap akhir yang akan menyebabkan penjatahan gas.
"Bila kita tidak melakukan apa-apa sekarang, keadaan akan menjadi lebih buruk," kata Habeck, dikutip dari AFP.
Menurut Habeck, pemangkasan pasokan gas merupakan bagian dari strategi Rusia. Dia menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, sedang berupaya memecah belah negaranya.
"Ini adalah tempat berkembang biak terbaik bagi populisme, yang dimaksudkan untuk melemahkan demokrasi liberal kita dari dalam," ujar Habeck.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Foto: Sputnik/Sergey Guneev/Kremlin via REUTERS
Raksasa energi Rusia, Gazprom, memotong pasokan melalui pipa Nord Stream sebesar 60 persen pada pekan lalu. Pihaknya menyalahkan perbaikan yang tertunda.
Namun, Jerman menolak dalih teknis yang tersebut. Berlin menggambarkan langkah itu sebagai keputusan politik.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menepis dugaan tersebut. Dia menegaskan, keputusan itu tidak memiliki makna ganda
"Mitra Jerman kami sangat mengetahui siklus servis teknologi pipa," jelas Peskov.
"Aneh menyebutnya keputusan politik," tambah dia.