Risma Serahkan Santunan Kendaraan Bermotor bagi Korban Bom Surabaya

5 Oktober 2018 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyerahkan santunan kendaraan bermotor kepada korban Bom Gereja Surabaya, Jumat (5/10/2018) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyerahkan santunan kendaraan bermotor kepada korban Bom Gereja Surabaya, Jumat (5/10/2018) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan santunan berupa kendaraan bermotor kepada tiga perwakilan gereja yang terdampak teror bom pada Mei lalu. Santunan diberikan bagi jemaat gereja yang kendaraannya rusak akibat ledakan bom.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan ada keterlambatan dalam pemberian bantuan. Pasalnya, ada sejumlah administrasi yang harus dipenuhi, agar tak ada celah hukum yang merugikan kedua belah pihak di kemudian hari.
"Kami sampaikan permohonan maaf. Keterlambatan ini bukan disengaja, melainkan harus diverifikasi dengan detail dan benar bersama kejaksaan, kepolisian, BPK, Samsat dan pihak asuransi. Biar jelas hitung-hitungannya juga,” ujar Risma di Balai Kota Surabaya, Jumat (5/10).
Ia mengatakan, santunan diberikan berdasarkan hasil donasi dari warga Surabaya yang berpartisipasi. Menurut Risma, teror bom menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh warga Surabaya, khususnya mereka yang terkena dampak bom.
Risma kemudian berpesan agar masyarakat Surabaya semakin kuat dari kejadian tersebut. “Kita harus lebih baik dan tangguh ke depannya menjalani masa depan,” kata Risma.
Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan santunan kepada korban Bom Gereja Surabaya, Jumat (5/10/2018) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan santunan kepada korban Bom Gereja Surabaya, Jumat (5/10/2018) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Ia menyampaikan pada Sabtu (6/10) besok akan diadakan acara doa lintas agama. Selain untuk berdoa agar teror tak terulang lagi di Kota Pahlawan, mereka juga akan mendoakan para korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah agar selalu diberikan keselamatan.
ADVERTISEMENT
“Doa dimulai pukul 07.00 WIB, untuk agama Islam diadakan di lobi Balai Kota, Kristen ada di Gedung Sawunggaling, Hindu di Pura Jagat, Buddha di wihara daerah Dukuh Pakis dan agama Konghucu,” jelas dia.
Di kesempatan berbeda, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Surabaya Imam Siswandi menjelaskan, wujud bantuan berupa uang yang diserahkan kepada para 64 korban.
Menurut Imam, masing-masing korban akan menerima uang sesuai dengan kerusakan kendaraan yang mereka miliki. Sementara dana yang terkumpul sebanyak Rp 226.198.000.
“Paling banyak sepeda motor, sisanya baru mobil,” kata Imam.
“Jumlah uang yang diterima mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 10 juta. Tergantung jenis kerusakannya,” lanjutnya.
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
Sebelum menerima santunan berupa uang, korban yang kendarannya rusak terlebih dahulu menyerahkan KTP dan nomor rekening ke pihak Kesra. Pendataan dilakukan karena uang tidak diberikan secara tunai, melainkan ditransfer.
ADVERTISEMENT
“Cara ini dilakukan atas perintah dari tim yang ikut mengkaji dana bantuan bersama Pemkot Surabaya,” ungkap dia.
Sedangkan bagi korban yang belum memiliki rekening, Pemkot Surabaya menyediakan jasa pembukaan nomor rekening baru melalui Bank Jatim.
Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan santunan kendaraan bermotor kepada korban Bom Gereja Surabaya, Jumat (5/10/2018) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan santunan kendaraan bermotor kepada korban Bom Gereja Surabaya, Jumat (5/10/2018) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Niken (25), jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro yang motornya rusak berat akibat bom, mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya.
“Puji Tuhan, Pemkot sangat merespons kebutuhan kami dan penuh bertanggung jawab membantu kami,” tutur Niken usai penyerahan bantuan.
Tiga serangan bom bunuh diri terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Gereja Kristen Indonesia (GKI), dan Gereja Santa Maria Tak Bercela pada Mei 2018. Insiden meledaknya bom di tiga tempat ibadah itu menyebabkan 13 orang tewas dan 41 orang luka-luka.
ADVERTISEMENT