Ridwan Kamil: Jakarta Tak Didesain sebagai Ibu Kota Negara

4 Desember 2023 12:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Ridwan Kamil menjawab pertanyaan di acara Info A1 di kumparan, Jakarta, Kamis (30/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Ridwan Kamil menjawab pertanyaan di acara Info A1 di kumparan, Jakarta, Kamis (30/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Gubernur Jabar sekaligus Wakil Ketua Umum Golkar Ridwan Kamil berbicara soal Jakarta sebenarnya bukan didesain sebagai ibu kota. Hal ini terkait isu pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam program Info A1 kumparan dikutip Senin (4/12), Ridwan Kamil bercerita soal sejarah kenapa Batavia tidak pernah terpikirkan jadi Ibu Kota di masa lampau.
"Kenapa (ibu kota) tidak di Jakarta, kita lihat sejarah. Karena Batavia saat itu banyak penyakit. Jadi banyak pandemi namanya Malaria Sundanica karena rawa-rawa sehingga tidak ideal," kata RK.
Isu berikutnya soal pertahanan. Menurut kurator IKN ini, kota itu rawan diserang dari laut.
"Kedua kalau hadapi serangan dari laut itu tidak kuat dari segi pertahanan. Maka Batavia itu tidak pernah didesain jadi Ibu Kota," katanya.
Ilustrasi Monas Foto: Shutter stock
Lantas mengapa akhirnya Jakarta ditetapkan sebagai Ibu Kota?
"Bahwa Jakarta tidak didesain untuk Ibu Kota. Jakarta jadi Ibu Kota karena peristiwa bersejarah yaitu terjadinya proklamasi. Tapi secara infrastrktur tidak didesain karena Proklamasi peristiwa sejarah terpusat di situ," jelas Ketua TKN Prabowo-Gibran di Jabar itu.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil menyebut, sebenarnya Bandung yang disipakan untuk menjadi ibu kota. Karena itu, pemindahan objek-objen vital sudah dilakukan dan saat ini masih ada di sana.
"Markas tentara banyak di Bandung, gedung kementerian, makanya kantor KAI ada di Bandung," tutur dia.
Ia menambahkan, akhirnya Jakarta yang masih menjadi bagian dari Jawa Barat dipilih jadi Ibu Kota. Warga Jabar pun ikhlas.
"Pada tahun 1950-an, pemerintah meminta kepada Jabar agar kotanya yang namanya Jakarta. Jadi dulu Jakarta bagian dari Jabar, keluarlah UU DKI yang meminta keikhlasan warga Jabar untuk memberikan kotanya yang bernama Jakarta jadi Ibu Kota Negara, maka resmilah," tutupnya.