RI Sumbang Rp 165 Juta untuk Pembangunan Lab Kimia dan Teknologi OPCW

25 Juni 2020 2:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia di sidang OPCW. Foto: Dok. PTRI/KBRI Den Haag
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia di sidang OPCW. Foto: Dok. PTRI/KBRI Den Haag
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia menyumbang sebesar Rp 165 juta untuk pembangunan proyek peningkatan laboratorium dan cadangan peralatan OPCW yang saat ini sedang berjalan.
ADVERTISEMENT
Proyek tersebut akan menghasilkan pembangunan fasilitas baru berupa OPCW Centre for Chemistry and Technology (Pusat Kimia dan Teknologi OPCW) atau biasa disebut 'ChemTech Center'.
Penyerahan bantuan dari Indonesia itu disampaikan secara resmi melalui pertukaran surat antara Direktur Jenderal Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons/OPCW (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia) Fernando Arias dan Perwakilan Tetap Indonesia untuk OPCW Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja.
“Kontribusi ini adalah tanda komitmen berkelanjutan Indonesia untuk masa depan OPCW. Indonesia merasa terhormat dapat bergabung dengan negara-negara anggota lainnya untuk berinvestasi memperkuat OPCW dan menegakkan Konvensi Senjata Kimia demi melindungi dunia dari ancaman senjata kimia,” kata Duta Besar Puja dalam siaran pers OPCW yang diterima kumparan Den Haag, Rabu (24/6).
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Foto: jarmoluk/Pixabay
Puja menambahkan, Indonesia memiliki keyakinan ChemTech Center akan berfungsi menginspirasi generasi muda, termasuk wanita, dalam penggunaan bahan kimia.
ADVERTISEMENT
Sementara Dirjen OPCW, menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kontribusinya kepada OPCW dalam pembangunan ChemTech Center.
Bantuan itu dapat meningkatkan kemampuan negara anggota OPCW dalam mewujudkan dunia yang bebas dari senjata kimia.
“Komitmen berkelanjutan Negara-negara Anggota OPCW untuk proyek penting tersebut terutama sangat berarti dalam masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti saat ini,” tegas Dirjen OPCW Arias.
Dirjen OPCW juga mengimbau kepada semua anggota OPCW agar memberikan kontribusi sukarela dalam pembangunan ChemTech Center. Sebab bantuan itu akan membantu peningkatan kapasitas dan memperkuat OPCW untuk mengatasi ancaman senjata kimia.
“Semua kontribusi, tak pandang besar kecilnya, sangat dihargai,” ucap dia.
Sejauh ini, sebanyak 40 negara anggota OPCW dan Uni Eropa telah berkontribusi atau berjanji akan memberi kontribusi secara finansial untuk proyek ChemTech Center. Saat ini, sejumlah besar dana telah berhasil dikumpulkan.
ADVERTISEMENT
Negara-negara tersebut antara lain Aljazair, Andorra, Angola, Australia, Bangladesh, Belgia, Kanada, Chili, Cina, Siprus, Ceko, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Indonesia, Irlandia, Italia, Jepang, Kazakhstan, Luksemburg, Malaysia, Maroko, Belanda, Selandia Baru, Pakistan, Peru, Polandia, Portugal, Korea Selatan, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swiss, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, dan AS.
Proyek pembangunan ChemTech Center merupakan upaya memperkuat kemampuan OPCW agar dapat sepenuhnya mengatasi ancaman senjata kimia baru. Selain itu hal ini untuk mendukung peningkatan kapasitas anggota OPCW.
Laboratorium dan Peralatan OPCW saat ini merupakan pusat efektivitas dan integritas verifikasi konvensi senjata kimia. Laboratorium itu juga berkontribusi dalam pembangunan kapasitas dan kegiatan kerjasama internasional.
Namun fasilitas itu sudah tidak memadai lagi karena infrastruktur yang menua, kendala ruang, beban kerja yang semakin besar, dan misi baru dengan sejumlah bidang kerja baru.
ADVERTISEMENT
Fasilitas baru diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anggota OPCW dalam meningkatkan sarana verifikasi, meningkatkan kemampuan deteksi dan langkah-langkah respons, serta peningkatan kapasitas.
Sebagai badan pelaksana Konvensi Senjata Kimia, OPCW yang memiliki 193 negara anggota, juga mengawasi upaya global untuk menghapus senjata kimia secara permanen.
Sejak didirikan pada 1997, konvensi itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian pelucutan senjata paling sukses yang telah berhasil menghapus seluruh kelas senjata pemusnah massal.
Setidaknya, lebih dari 97 persen cadangan senjata kimia telah dihancurkan di bawah verifikasi OPCW. Atas upaya eksistensinya dalam menghapus senjata kimia ini OPCW dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2013.
Laporan kontributor kumparan di Den Haag, Eddi Santosa
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona!