RDF Bantargebang Dijual Rp 359 Ribu Per Ton, Bisa Produksi 700 Ton Per Hari

27 Juni 2023 15:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan Landfill Mining dan RDF Plant di TPST Bantargebang, Senin (10/10/2022) Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Landfill Mining dan RDF Plant di TPST Bantargebang, Senin (10/10/2022) Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hasil pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan pengganti batu bara atau RDF (Refused Derived Fuel) di Bantargebang, Jawa Barat, mulai dikomersilkan.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, ‘batu bara’ ramah lingkungan ini dijual dengan harga minimal USD 24 atau sekitar Rp 359 ribu per ton.
“Jadi kami dapat pemasukan (dari penjualan RDF) itu 24 USD harga terendah, minimal, itu harganya 24 USD per ton,” kata Asep saat ditemui di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6).
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di RDF Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
Asep menjelaskan, patokan harga ini mengikuti harga batu bara di pasaran. Ada faktor lain seperti jumlah kalori dalam RDF untuk menentukan harga. Namun dalam perjanjiannya, harga pasar tidak boleh di bawah USD 24.
“Karena itu harga satuan batu bara terdekatnya. Kita hitung kalorinya, Jadi dihitung dolar kalau batu bara naik ya ini ikut naik, kalau turun ya ikut turun. Tapi memang kita ada batas 24 USD paling rendah segitu nggak boleh lebih rendah lagi harganya,” lanjut RDF.
ADVERTISEMENT
Dalam sehari, RDF Bantargebang bisa mengelola sekitar 2 ribu ton sampah yang terdiri dari sampah baru dan sampah lama yang sudah melalui proses pengiriman. Dari 2 ribu ton ini bisa diolah menjadi 700 ton RDF.
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di RDF Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
Sejauh ini sudah ada 2 perusahaan semen yang menjadi pelanggan energi terbarukan ini. Untuk mekanisme kerja samanya, dua perusahaan semen ini melakukan kontrak melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) UPST DLH DKI Jakarta.
Hanya saja pengelolaan 2 ribu ton sampah ini masih belum cukup, pasalnya setiap harinya Jakarta menghasilkan sekitar 7,5 ribu ton sampah. Masih ada sekitar 5,5 ribu ton sampah lagi yang harus diolah, belum lagi sampah existing di Bantargebang yang sudah menggunung.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemprov DKI Jakarta akan membangun proyek RDF di dua lokasi baru yaitu di Rorotan dan Pegadungan. Kedua proyek ini akan dianggarkan mulai tahun depan.
ADVERTISEMENT