Ramai Joki Karantina, Satgas Beri Tindakan Disiplin Bagi Petugas yang Melanggar

7 Januari 2022 11:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kewajiban melaksanakan karantina bagi pelaku perjalanan untuk mencegah penyebaran COVID-19 masih ditemukan banyak dilanggar, baik itu oleh warga yang semestinya karantina hingga oknum petugas.
ADVERTISEMENT
Terbaru, terungkap adanya joki karantina. Joki tersebut bertugas menggantikan orang yang semestinya karantina.
Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, menegaskan pihaknya akan terus mengawasi petugasnya di lapangan, terutama yang berkaitan dengan karantina pelaku perjalanan.
"Beberapa oknum di lapangan terus kami pantau dan akan diberikan tindakan pendisiplinan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelas Wiku kepada kumparan, Jumat (7/1).
Selain memperketat pemantauan, Satgas juga akan memperbaiki manajemen di pintu-pintu kedatangan. Sehingga, kejadian joki karantina ini tidak terulang lagi.
Warga usai menjalani karantina di Wisma Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (19/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Satgas COVID-19 terus memperbaiki manajemen dan keorganisasian Satgas di pintu kedatangan," tuturnya.
Temuan adanya joki karantina atau pemain pengganti ini diungkapkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Bahkan, ada pelaku perjalanan yang berupaya negosiasi dengan petugas di pintu masuk internasional.
ADVERTISEMENT
"Masih banyak pelanggaran yang menunjukkan masih tidak disiplin dan tak tertib menjalankan karantina. Masih banyak pemain pengganti," kata Budi saat peluncuran aplikasi Monitoring Karantina Presisi di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Kamis (6/1).
Kabar ini juga sampai ke telinga Menkes Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, pengawasan yang tidak ketat membuka peluang pelaku karantina digantikan oleh orang lain dengan cara mengelabui petugas.
“Coba dicek apakah ada orang di kamarnya nanti jangan-jangan ditinggalin handphonenya (ternyata) orangnya enggak ada, atau ada handphonenya ada orangnya tapi malah dijokiin orang lain,” tutup Budi Gunadi.