Putra Eks Presiden Guinea-Bissau Dagang Narkoba agar Bisa Kudeta Negara

27 Maret 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara bersenjata bergerak di arteri utama ibu kota setelah baku tembak berat di sekitar istana presiden di Bissau, Guinea Bissau, Selasa (1/2/2022) Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara bersenjata bergerak di arteri utama ibu kota setelah baku tembak berat di sekitar istana presiden di Bissau, Guinea Bissau, Selasa (1/2/2022) Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Putra mantan presiden Guinea-Bissau dijatuhi hukuman lebih dari enam setengah tahun penjara, Selasa (26/3). Hal itu lantaran keterlibatannya dalam konspirasi perdagangan heroin transnasional.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Malam Bacai Sanha Jr berencana menggunakan hasil penjualan narkobanya untuk membiayai kudeta di Afrika Barat. Menurut Jaksa AS untuk Distrik Selatan, Sanha ingin menguasai kursi kepresidenan dan membentuk “rezim narkoba”.
“Malam Bacai Sanha Jr bukanlah penyelundup narkoba internasional biasa. Dia adalah putra mantan presiden Guinea-Bissau dan memperdagangkan narkoba untuk alasan yang sangat spesifik – untuk mendanai kudeta,” kata agen khusus Kantor Lapangan FBI Houston, Douglas Williams.
Sanha adalah pemimpin dan penyelenggara konspirasi perdagangan heroin. Ia terlibat dalam impor heroin dari Eropa ke Amerika Serikat.
Dia ditangkap bersama rekan konspiratornya setelah tiba di Dar Es Salaam, Tanzania, pada Juli 2022. Mereka segera diekstradisi ke Amerika Serikat.
Pada September 2023, Sanha mengaku bersalah. Dia dijatuhi hukuman 80 bulan penjara.
ADVERTISEMENT
Guinea-Bissau memiliki sejarah kudeta militer yang diselingi dengan periode pemerintahan demokratis. Meski demikian, para pemimpin terpilih tetap menjalani masa jabatan penuh sejak merdeka dari Portugal pada 1974.
Ayah Sanha, Malam Bacai Sanha, awalnya dilantik sebagai pemimpin sementara pada 1999. Ia kemudian kalah dalam pemilu berikutnya.
Ia baru memenangkan kursi kepresidenan pada pemilu 2009, namun meninggal saat mencari perawatan medis di Paris pada Januari 2012.
Putranya, yang dikenal sebagai "Bacaizinho" di Guinea-Bissau, pernah menjabat beberapa peran di pemerintahan, termasuk sebagai penasihat ekonomi ayahnya.