Profil Saleh Daulay, Elite PAN yang Tak Ingin Ada Anggota DPR Tak Dapat ICU

15 Juli 2021 12:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menjadi sorotan akhir-akhir ini karena pernyatannya tidak ingin lagi mendengar ada anggota DPR tidak mendapatkan ruang ICU di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Hal ini diutarakannya dalam raker Komisi IX DPR bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin, Selasa (13/7). Saleh mencontohkan kasus anggota DPR sekaligus kader PAN asal Papua, John Siffy Mirin, yang meninggal akibat COVID-19 karena terlambat mendapat penanganan ICU.
“Saya tidak mau lagi dengar ada anggota DPR yang tidak dapat tempat di ICU seperti anggota Fraksi PAN John Mirin dari Papua, sampai akhirnya meninggalnya setelah dipindahkan ke RSPAD tetapi hanya 2 jam di ICU karena terlambat,” ucap Saleh yang juga anggota Komisi IX saat itu.
Pernyataan ini kemudian diklarifikasi Saleh. Ia menjelaskan, dalam RDP itu ia juga bercerita tentang keluarganya yang meninggal akibat tidak mendapat ruang ICU di rumah sakit usai terpapar virus corona.
ADVERTISEMENT
Ketua Fraksi PAN DPR ini meluruskan pernyataannya itu tak bermaksud melebihkan atau mengistimewakan anggota DPR. Menurut dia, apa yang disampaikan semata-mata agar pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk merawat seluruh pasien corona. Tanpa terkecuali dan tanpa membedakan kelas sosialnya.
"Saya justru selama ini memperjuangkan agar pelayanan kesehatan dapat dengan mudah diakses masyarakat. Semua orang sama haknya dalam bidang pelayanan kesehatan. Itu adalah amanat konstitusi yang harus dijaga," ungkap Saleh.
"Namun demikian, jika ada masyarakat yang menilai bahwa pernyataan saya itu kurang tepat, ya saya dengan terbuka dan lapang dada meminta maaf. Mari sama-sama kita memerangi virus COVID ini dengan semangat kebersamaan," lanjut dia.

Terkenal vokal dalam menyuarakan suaranya, seperti apa sosok Saleh Daulay?

Saleh Daulay. Foto: Dok. Saleh Daulay
Saleh merupakan kelahiran Sibuhuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 5 April 1974. Pria berumur 47 tahun ini merupakan anggota DPR dua periode dari Fraksi PAN, yakni periode 2014-2019 dan 2019-2024.
ADVERTISEMENT
Ia diketahui maju sebagai anggota legislatif dari daerah pemilihan Sumatara Utara 2, dan saat ini duduk sebagai anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan dan kependudukan.
Saleh menempuh pendidikannya di Universitas Sumatera Utara (USU) dan lulus pada 1997. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di UIN Syarif Hidayatullah dengan mengambil jurusan Sejarah Peradaban Islam, lalu setahun kemudian mengambil jurusan Filsafat di Universitas Indonesia. Saleh kemudian melanjutkan lagi pendidikannya di Colorado State University.
Selama berkuliah, ia juga diketahui aktif sebagai aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah. Bahkan, Saleh juga pernah menjadi Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Medan.
Setelah menamatkan pendidikannya, Saleh pernah menjadi dosen di IAIN Raden Fatah Palembang dan mengajar di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay Foto: Dok. Pribadi
Saleh juga pernah berkiprah di PP Muhammadiyah sebagai Sekretaris Lembaga Hukum dan HAM periode 2005-2010. Di saat bersamaan, ia juga menjabat sebagai Ketua Bidang Kader dan Pengembangan Sumber Daya Insani PP Pemuda Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Pada Muktamar PP Pemuda Muhammadiyah tahun 2010, Saleh Daulay terpilih sebagai ketua umum periode 2010-2015.
Pada periode pertama menjabat sebagai anggota DPR periode 2014-2019, Saleh pernah menduduki Wakil Ketua Komisi IX DPR. Ia menggantikan rekan satu partainya, Asman Abnur, yang pada Juli 2016 ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri PAN-RB. Ia kemudian kembali terpilih dalam Pileg 2019.
Saat ini, selain menjadi anggota Komisi IX dan Ketua Fraksi PAN DPR, ia juga menjadi Wakil Ketua MKD DPR.
Selama menduduki kursi di Senayan, ia dikenal kritis dan sering menyuarakan pendapatnya tentang isu-isu yang dipegangnya di Komisi IX, baik dalam berbagai kesempatan rapat kerja hingga ke awak media.