Prof Wiku: Mutasi Varian Baru Corona Belum Ditemukan di Indonesia
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penambahan angka kasus positif virus corona di Indonesia masih tinggi. Meski demikian, Satgas COVID-19 menegaskan penambahan kasus tidak disebabkan oleh varian baru corona .
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, varian baru corona pertama kali ditemukan di Inggris dan sudah menyebar ke sejumlah negara seperti Brasil dan Amerika Serikat. Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, varian baru corona belum ditemukan di Indonesia.
"Saya perlu tegaskan bahwa penambahan kasus positif yang besar saat ini terbukti bukan karena munculnya varian seperti yang muncul di Inggris," kata Prof Wiku dalam keterangannya, Kamis (21/1).
Prof Wiku menjelaskan, berdasarkan pelacakan genome sequencing yang dilakukan Eijkman, tidak ditemukan mutasi B117 hingga saat ini.
"Namun jenis mutasinya sudah banyak yang ditemukan ialah yang berjenis D614G. Oleh karena itu, untuk menekan peluang mutasi virus SARS-CoV-2 ini, kita harus mampu menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia kembali menegaskan pentingnya disiplin protokol kesehatan di masa pandemi. Jika tidak, maka masyarakat sendiri yang akan menjadi bagian dari penambahan kasus positif.
"Jika kita lengah atas kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus posituf maupun berada di ruang perawatan COVID-19," tegas Wiku.
"Jangan sampai hal ini terjadi. Maka dari itu, mohon berhati2 dan waspada di manapun anda berada," pungkasnya.