Prof Tjandra Imbau Masyarakat Waspadai Tripeldemik di Musim Dingin

26 Desember 2022 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi seseorang yang sedang terkena flu. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi seseorang yang sedang terkena flu. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di negara-negara yang sedang mengalami musim dingin, mereka sedang menghadapi masalah kesehatan akibat tripeldemik yang cukup banyak dibahas. Tripeldemik ini merupakan suatu keadaan peningkatan kasus dari tiga penyakit yang menyerang paru dan saluran napas pada waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
Penyakit tersebut terdiri dari COVID-19, flu, dan juga infeksi akibat RSV (respiratory syncytial virus).
"Naiknya kasus tersebut dapat mengakibatkan peningkatan pasien di rumah sakit dan IGD," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Senin (26/12).
Pencegahan tripeldemik bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, dan sebisa mungkin menghindari kerumunan, apalagi kalau sedang sakit dan atau orang yang berisiko tertular sakit.
Cara pencegahan lainnya adalah dengan vaksin seperti vaksin COVID-19 yang sudah dilakukan oleh pemerintah saat ini. Ada juga vaksin COVID-19 terbaru yakni bivalen yang dapat menangani varian lama dan varian Omicron. Hanya saja untuk saat ini, jenis vaksin tersebut belum tersedia di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mantan Dirjen P2P Kemenkes yang kini menjabat Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu mengatakan, untuk penyakit flu bisa juga dicegah dengan vaksin flu yang komposisinya berkembang setiap waktu.
"Vaksin flu yang kini digunakan adalah dalam bentuk kuadrivalen karena mencakup 4 strain influenza yang sekarang beredar. Akan baik juga kalau vaksin flu terus disosialisasikan di negara kita, selain juga vaksin pneumonia yang anjurannya adalah lebih untuk usia di atas 50 atau 60 tahun," ucapnya.
Sementara untuk pencegahan penyakit RSV, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara mengatakan hingga saat ini belum ada vaksin untuk penyakit tersebut. Sehingga pencegahannya bisa dilakukan dengan prokes 3M dan obat palivizumab. Obat ini sebagai terapi antibodi untuk mencegah bayi dan anak mengalami infeksi berat akibat RSV yang berujung perawatan di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini biasanya menginfeki anak-anak, namun seiring berkembangnya zaman, orang dewasa juga cenderung mudah terinfeksi RSV yang cukup berat.
"Data Centers for Disease Control and Prevention - CDC Amerika Serikat menunjukkan kaum dewasa di nagara itu yang dirawat di rumah sakit karena RSV tahun ini adalah 10 kali lebih banyak dari tahun yang lalu," kata Tjandra.