Prof Kusnandi: Vaksin Sinovac Aman, Gejala Hanya Bengkak dan Demam 2 Hari

19 Januari 2021 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyiapkan vaksin untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyiapkan vaksin untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Vaksinasi corona di Indonesia telah dimulai sejak 13 Januari dengan menggunakan vaksin Sinovac.
ADVERTISEMENT
Vaksin Sinovac dipakai setelah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM berdasarkan aspek keamanan, khasiat, dan mutu. Adapun ketiga aspek tersebut merujuk uji klinis tahap III terhadap 1.620 relawan di Bandung, Jabar, yang dilakukan sejak Agustus 2020.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil, menyatakan masyarakat tak perlu ragu terhadap keamanan vaksin Sinovac. Ia menyebut gejala yang timbul usai divaksin Sinovac hanya bersifat lokal dan sistemik.
"Gejala-gejalanya yang kami lihat kalau keamanannya, kami lihat tadi (gejala) ada yang lokal dan sistemik. Kalau lokal kami lihat daripada kemerahan, ya, bengkak. Kalau sistemik adalah panas badan. Dan itu kami lihat bahwa pada waktu awal sama, ya, sebelum disuntik antara plasebo dengan vaksin. Tetapi setelah penyuntikan ada perbedaan sedikit. Tentu yang disuntik dengan vaksin agak panas sedikit dibandingkan dengan mendapat air (plasebo -red)" ujar Kusnandi dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Jakarta, Selasa (19/1).
Prof Kusnandi Rusmil. Foto: UNPAD
Efek bengkak usai divaksin merupakan gejala biasa lantaran salah satu pertanda tubuh mulai membentuk kekebalan terhadap penyakit. Sementara demam yang terjadi usai divaksin Sinovac, kata Kusnandi, rata-rata hilang dalam 2 hari.
ADVERTISEMENT
"Vaksin ini aman, sekali lagi aman, karena efek samping yang terjadi itu panas tidak terlalu panas, dan kemudian demam juga tidak terlalu tinggi. Sebagian besar gitu, ya, yang akan hilang selama 2 hari, ya. Dalam 2 hari kebanyakan hilang," ucap Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran tersebut.
Kusnandi menyatakan efek samping vaksin Sinovac yang ringan seharusnya tak perlu lagi membuat masyarakat ragu. Terlebih, vaksin Sinovac memiliki efikasi 65,3% yang di atas standar WHO sebesar 50%.
"Jadi artinya kalau diadakan penyuntikan secara massal maka 65,3% itu akan terlindungi dari penyakit," tutupnya.
Petugas medis menyiapkan vaksin untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan