Presiden Taiwan Bakal Temui Ketua DPR AS di California, China Beri Peringatan

4 April 2023 16:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meninggalkan sebuah hotel di New York, Rabu, (29/3/2023).  Foto: Seth Wenig/AP PHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meninggalkan sebuah hotel di New York, Rabu, (29/3/2023). Foto: Seth Wenig/AP PHOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
China memperingatkan Ketua DPR Amerika Serikat, Kevin McCarthy, untuk tidak mengulangi kesalahan dengan menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut dinilai tidak akan membantu menciptakan perdamaian regional, sebaliknya justru mendorong rakyat China bersatu melawan musuh yang sama — Washington.
Dikutip dari Reuters, China mengacu pada pendahulu McCarthy, mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, yang berkunjung ke Taipei pada Agustus 2022 lalu.
Konsekuensi negatif dari lawatan itu sebelumnya telah diperingatkan oleh Beijing, tetapi tidak dihiraukan sehingga mendorong China mengadakan latihan militer besar-besaran di sekitar perairan Taiwan.
Adapun McCarthy — yang berasal dari Partai Republik ini merupakan pemimpin AS paling senior nomor ketiga sebagai Ketua DPR, setelah Presiden dan Wakil Presiden. McCarthy akan menjadi tuan rumah dalam pertemuannya dengan Tsai pada Rabu (5/4) di Negara Bagian California.
Tsai berencana akan transit untuk sementara di Los Angeles, sebagai bagian dari jadwal penerbangannya menuju Taiwan usai mengunjungi Amerika Tengah. Pihak AS mengatakan, persinggahan seperti itu adalah hal biasa dan China tidak perlu bereaksi berlebihan.
Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy saat berkumpul untuk pemilihan kepemimpinan di Capitol AS di Washington Selasa (15/11/2022). Foto: Leah Millis/Reuters
Namun, konsulat China di Los Angeles tidak berpandangan serupa. Dalam keterangan tertulis, pihaknya berargumen bahwa tidak benar untuk menamakan kedatangan Tsai dan rencana pertemuan dengan McCarthy adalah sebuah ‘transit’ belaka.
ADVERTISEMENT
Pemimpin kepulauan yang diklaim sebagai bagian dari kedaulatan China itu dinilai terlibat dalam pertukaran resmi yang bersifat politis.
“Tidak peduli dalam kapasitas apa McCarthy bertemu dengan Tsai, sikap tersebut akan sangat merugikan perasaan rakyat China, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis Taiwan, dan mempengaruhi fondasi politik hubungan China-AS,” bunyi keterangan itu.
“Hal ini tidak kondusif bagi perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional, dan tidak sesuai dengan kepentingan bersama rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat,” demikian keterangan konsulat China di Los Angeles.
Pihak China juga memandang McCarthy tidak belajar dari kesalahan yang dilakukan Pelosi — seorang politikus senior dari Partai Demokrat, dengan tetap setuju untuk bertemu dengan Tsai.
“Dia [McCarthy] tidak diragukan lagi akan mengulangi kesalahan masa lalu yang membawa bencana dan semakin merusak hubungan China-AS. Hal ini hanya akan memperkuat tekad dan tekad kuat rakyat China untuk berbagi musuh bersama dan mendukung persatuan nasional,” imbuh keterangan itu.
Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy berbicara kepada wartawan setelah McCarthy dinominasikan oleh sesama Republikan untuk menjadi pemimpin mereka. Foto: Michael A. McCoy/Reuters
Secara terpisah, sejauh ini otoritas Taiwan tidak melaporkan adanya pergerakan China yang tidak biasa menjelang pertemuan Tsai dan McCarthy — meski aktivitas militer tetap terus ada seperti sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun, pihak Taiwan turut berkomentar soal kecaman dan peringatan yang dilayangkan kepada AS atas rencana kunjungan Tsai ke Los Angeles.
Dalam pernyataannya yang dirilis pada Selasa (4/4), Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, China tidak memiliki hak untuk protes. Hal ini dikarenakan China tidak pernah memerintah pulau tersebut secara langsung.
“Kritik China baru-baru ini terhadap perjalanan Tsai menjadi semakin tidak masuk akal. Bahkan jika pemerintah otoriter melanjutkan ekspansinya dan mengintensifkan pemaksaan, Taiwan tidak akan mundur,” demikian bunyi pernyataan Taiwan.