Polisi: Pemalsuan Surat PCR di Bandara Timbulkan Klaster Pesawat

25 Januari 2021 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PCR antigen. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PCR antigen. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 8 pelaku dan pengguna surat PCR dan swab antigen palsu diamankan Polda Metro Jaya. Mereka mengaku sudah mengeluarkan belasan surat swab antigen dan PCR palsu sejak bulan November 2020.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu meresahkan. Apa lagi saat ini belum ada berita baik tentang penurunan jumlah penderita corona di Indonesia. Kasus ini, juga dianggap polisi sebagai salah satu pemicu munculnya klaster pesawat.
"Satu yang perlu kami imbau, mereka tidak sadar dengan mencari keuntungan tapi akibatnya sangat besar. Bahkan sempat terjadi adanya klaster pesawat. Yang terjadi di bandara itu klaster pesawat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus dalam jumpa pers, Senin (25/1).
Karyawan kumparan melakukan Swab Test Antigen di kantor kumparan, Jalan Jati Murni, Jakarta Selatan, Kamis (22/10/2020). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Yusri mengatakan, pemerintah dan pihak bandara sudah berupaya semaksimal mungkin menekan laju naiknya jumlah penderita corona dengan mewajibkan swab antigen dan PCR untuk menghindari penyebaran COVID-19 di pesawat.
Namun hal tersebut harus tercoreng dengan adanya aksi kejahatan ini.
ADVERTISEMENT
"Tapi oknum-oknum yang mencari keuntungan tanpa sadar merugikan masyarakat yang sudah mematuhi aturan. Akibatnya turun dari kereta dari pesawat yang terjadi adalah terjadi penyebaran di dalamnya," kata Yusri.
Para pelaku ini memiliki peran masing-masing saat beraksi. Beberapa di antaranya merupakan pegawai dan petugas lab di klinik yang menyediakan tes swab antigen dan PCR.
"Mereka para tersangka kerjanya pegawai di lab, ada juga pegawai di klinik. Dia pegawai sehingga dia gampang mengetahui. Dia punya PDF-nya. Kemudian mereka melakukan upaya memalsukan data dikosongkan, nanti nama pemesannya dimasukkan," ungkap Yusri.