Polisi: Keluarga Lompat di Penjaringan Tertutup, 2 Tahun Lost Contact

18 Maret 2024 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana TKP bunuh diri di Apartemen Taman Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana TKP bunuh diri di Apartemen Taman Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan sekeluarga yang lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, tertutup dengan keluarga besarnya. Bahkan, sebelum peristiwa terjadi, mereka sudah putus kontak selama 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Gidion Arif Setiawan mengatakan hal itu berdasarkan pemeriksaan terhadap 12 saksi yang di antaranya merupakan dari lingkaran keluarga besar para korban.
Adapun keluarga itu terdiri dari EA (50) bapak, AEL (52) ibu, dan dua anaknya berusia masing-masing 15 dan 13 tahun. Polisi menyebut mereka tewas karena bunuh diri.
"Latar belakang keluarga kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap kurang lebih 12 orang ya, 12 orang memang ada-ada handicap-nya. Ada ketertutupan atau bisa dikatakan introvert ya antara keluarga yang empat ini dengan keluarga besarnya," ungkap Gidion kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (18/3).
"Sudah enggak komunikasi ya, nggak komunikasi lama sudah ada 2 tahun nggak komunikasi dengan keluarganya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, polisi mengungkapkan satu keluarga ini sempat berada di Solo. Namun, kata Gidion, polisi masih belum bisa memastikan lokasi persis tempat tinggal mereka di sana.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Gidion Arif Setiawan saat dijumpai di Mapolres Metro Jakut, Senin (18/3/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Polisi juga masih mendalami alasan korban tidak menyekolahkan kedua anaknya.
Dijumpai terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengatakan bahwa keluarga ini memang memiliki suatu masalah. Namun, dia mengaku belum bisa menyampaikannya kepada publik.
"Ini ada masalah keluarga juga sebenarnya. Nanti, kan kita gak bisa sampiakan itu. [Sosok suami dan istri] orang baik. Orang baik. Gak ada perselisihan antara keluarga sampai dendam enggak. Keluarga ada yang di Jakarta. Tapi keluarga besar di Bagansiapiapi, Riau," tutupnya.

Pengakuan Tetangga Korban

Selain tertutup ke keluarga besar, mereka juga tidak terbuka dengan tetangganya saat masih tinggal di apartemen tersebut. Namun, sebelum peristiwa bunuh diri itu terjadi, keluarga EA kerap meminjam uang.
ADVERTISEMENT
Mereka juga pernah terlihat didatangi orang yang menagih utang dengan cara yang kasar.
“Terakhir-terakhir ini juga sering pinjam tapi kemampuan terbatas, pinjam dicuekin, kalau ada uang ya dikasih, tapi (saya lihat) terdesak sekali,” kata tetangga korban yang enggan disebutkan identitasnya, Sabtu (9/3).
“Saya pernah lihat orang tagih dia kan, orang namanya tagih utang kan pasti ada sedikit kasar atau bagaimana kan, dari situ saya tahu (karena) ekonomi,” sambungnya.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (9/3) sore. Para korban yakni EA (50) bapak, AEL (52) ibu, dan dua anaknya yang masih berumur 15 (perempuan) dan 13 (laki-laki) tahun.
Saksi di lokasi mengaku mendengar suara benturan sangat keras. Kesaksian itu disampaikan oleh seorang sekuriti bernama Dedy. Dia mengaku mendengar dentuman tersebut sebelum menemukan empat orang dalam kondisi tewas.
ADVERTISEMENT