PM Qatar Akui Serangan Israel ke Rafah Penyebab Kegagalan Gencatan Senjata Gaza

14 Mei 2024 16:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani. Foto: Karim Jaafar / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani. Foto: Karim Jaafar / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengungkap penyebab kegagalan gencatan senjata di Gaza. Hal itu dikarenakan serangan Israel ke Rafah.
ADVERTISEMENT
Israel menyerang Rafah pada awal bulan ini. Kawasan itu menjadi tempat penampungan jutaan pengungsi Gaza dari serangan Israel sejak Oktober 2023.
Sejumlah kelompok kemanusiaan menyebut situasi di Gaza saat ini semakin buruk. Itu disebabkan perbatasan Rafah yang dipakai masuknya bantuan dari arah Mesir ditutup Israel.
Warga Palestina berkumpul untuk salat Jumat di dekat reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, Jumat (1/3/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Kondisi di Rafah setelah operasi militer Israel menjadi keprihatinan tersendiri bagi PM Al-Thani. Apalagi, sebelum meluncurkan serangan perundingan gencatan senjata sedang berjalan.
"Khususnya beberapa pekan terakhir, kami melihat adanya momentum terbangun tapi sayangnya itu tidak menuju jalur benar dan sekarang statusnya hampir menemui jalan buntu," ucap Al-Thani pada pertemuan ekonomi Doha, seperti dikutip dari Reuters.
"Tentunya, apa terjadi di Rafah membuat kita mundur," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Qatar merupakan satu negara mediator krisis di Gaza. PM Al-Thani menyebut, Qatar masih akan berupaya membantu memperbaiki situasi di Gaza.
"Kami perjelas kepada semua, tugas kami terbatas pada mediasi. Itu yang akan kami lakukan dan akan kami lanjutkan," ucap Al-Thani.
Warga Palestina bekerja untuk membersihkan puing-puing setelah serangan Israel terhadap sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, Kamis (9/5/2024). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Al-Thani menambahkan, sebenarnya secara mendasar perbedaan utama untuk mencapai gencatan senjata adalah dua pihak gagal menyepakati pembebasan sandera dan bagaimana menyelesaikan perang.
"Ada satu pihak yang ingin mengakhiri perang dan kemudian berbicara mengenai sandera. Sedangkan pihak lainnya menginginkan sandera dan melanjutkan perang," kata Al-Thani.
"Selama tak ada kesamaan antara kedua hal itu kami tidak akan sampai pada hasil," pungkas dia.