PM Naftali Bennett Akui Koalisi Pemerintahan Israel di Ambang Kehancuran

14 Juni 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Foto: Amir Cohen/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Foto: Amir Cohen/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintahan koalisi Israel resmi berusia 1 tahun pada Senin (13/6/2022). Namun, kini mereka susah payah untuk bertahan setelah satu persatu anggotanya memutuskan untuk pergi.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memperingatkan, pemerintah memiliki waktu satu hingga dua minggu untuk mengatasi masalah ini sebelum mereka menghadapi kehancuran.
“Kami memiliki satu atau dua minggu untuk menyelesaikan masalah dalam koalisi dan kemudian kami dapat bertahan lama untuk melanjutkan kebaikan yang kami lakukan,” tutur Bennett, dikutip dari Al Jazeera.
Pemimpin partai dari pemerintah koalisi baru Israel, di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ariel Zandberg/Handout via REUTERS
“Tetapi jika kami tidak berhasil, kami tidak akan dapat melanjutkan,” tambah Bennett.
Pada Selasa (14/6/2022), seorang anggota parlemen dari partai sayap kanan Bennett mengatakan dia tidak lagi menjadi bagian dari pemerintah.
"Saya telah memberitahu perdana menteri bahwa berdasarkan situasi saat ini, saya tidak lagi menjadi bagian dari koalisi," kata anggota partai Yamina Nir Orbach dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh beberapa media Israel.
ADVERTISEMENT
Orbach bukanlah anggota parlemen pertama yang memutuskan hengkang dari koalisi Bennet. Sejumlah pembelotan dan pemberontakan dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan koalisi itu tak lagi memiliki posisi mayoritas. Kini mereka hanya menempati 59 dari 120 kursi yang ada.
Hal ini pun memunculkan keraguan mengenai berapa lama koalisi ini dapat bertahan.
Pemerintahan Bennett dilantik pada Juni 2021. Dilantiknya koalisi Bennet mengakhiri pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang telah memimpin selama 12 tahun.
Koalisi ini mencakup 8 entitas yang terdiri dari partai sayap kanan, liberal, dan Arab. Mereka memutuskan untuk bersatu atas dasar penentangan terhadap Netanyahu. Di luar dari itu koalisi berhadapan banyak perbedaan.
Kini, perbedaan dan perpecahan antara mitra koalisi ini menjadi semakin menonjol. Banyak anggota koalisi menganggap partisipasi mereka dalam pemerintahan tidak dapat dipertahankan lagi.
ADVERTISEMENT
Koalisi Bennet akan dapat tetap berkuasa sampai mayoritas anggota parlemen memilih untuk membubarkan parlemen atau menunjuk perdana menteri yang berbeda. Kedua skenario itu diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Pemerintah ini tidak sempurna, tetapi alternatifnya tidak lebih baik,” tegas Bennet dihadapan parlemen.
Sekutu utama Bennet, menteri luar negeri Yair Lapid, mengatakan bahwa koalisi ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi demokrasi Israel dan kekuatan negara Israel.
Penulis: Airin Sukono.