PM Jepang Kenang 1 Tahun Kematian Shinzo Abe: Dia Hibur Saya saat Ragu

8 Juli 2023 19:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pelayat berdoa untuk mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dalam upacara peringatan satu tahun pembunuhannya di kuil Zojoji, Tokyo, Jepang, Sabtu (8/7/2023). Foto: Issei Kato/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pelayat berdoa untuk mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dalam upacara peringatan satu tahun pembunuhannya di kuil Zojoji, Tokyo, Jepang, Sabtu (8/7/2023). Foto: Issei Kato/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penduduk Jepang memperingati satu tahun sejak kematian eks perdana menteri Shinzo Abe, pada Sabtu (8/7). Suksesornya, PM Fumio Kishida, mengungkap kenangan terakhir dengan Abe di saat dirinya sedang berjuang mengambil keputusan berat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Associated Press, hal ini disampaikan Kishida saat menghadiri upacara peringatan tertutup yang dilaksanakan di kuil Buddha Zojoji di Ibu Kota Tokyo.
Istri Abe yang kini menjanda, Akie, menjadi penyelenggara upacara yang dihadiri anggota parlemen, para pemimpin politik, dan pebisnis ternama Jepang tersebut.
Saat mengenang Abe, Kishida menggambarkannya sebagai sosok setia yang sering menghibur dirinya saat harus mengambil keputusan sulit sendirian sebagai kepala pemerintahan negara berpopulasi lebih dari 125 juta orang itu.
Sejumlah pelayat membawa bunga untuk mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dalam upacara peringatan satu tahun pembunuhannya di kuil Zojoji, Tokyo, Jepang, Sabtu (8/7/2023). Foto: Issei Kato/REUTERS
"Setiap kali saya sendirian mengkhawatirkan apakah saya melakukan hal yang benar, saya ingat kata-kata mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang mengatakan bahwa 'Kishida-san, sekarang Anda telah menjadi Perdana Menteri, Anda harus terus melangkah di jalan yang Anda yakini'," ungkap Kishida.
ADVERTISEMENT
Pada gilirannya, Akie sembari berlinang air mata bercerita bahwa dia tidak dapat berhenti menangis sejak pagi hari — mengingat kenangan buruk ketika suaminya ditembak mati pada 8 Juli 2022 lalu.
"Tapi suami saya tidak akan kembali, jadi saya mencoba mencari cara agar saya bisa membuat kematian suami saya bermakna," terang Akie.
Secara terpisah, di Kota Nara — lokasi di mana Abe ditembak mati saat sedang berpidato pada kampanye pemilu, puluhan orang telah berkumpul sejak pagi untuk meletakkan karangan bunga.