PKS Nilai Kemenristek Lebih Tepat Digabungkan dengan Kemenperin
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
"Prasyarat penting agar inovasi tumbuh secara nasional, di mana lembaga litbang dan industri berkolaborasi menghasilkan produk inovasi yang berdaya saing tinggi, sehingga secara perlahan tetapi pasti kita berubah dari negara yang ekonominya berbasis pada sumber daya alam menjadi negara yang berbasis pada inovasi (knowledge based economy) adalah adanya ekosistem inovasi yang utuh," kata Mulyanto, Selasa (13/4).
Mulyanto berpendapat, aktor utama inovasi adalah industri. Industri berada di garda depan inovasi bangsa, sementara perguruan tinggi dan lemlitbang pemerintah adalah faktor pendukung yang menghasilkan berbagai invensi (temuan riset) untuk diubah oleh industri menjadi produk inovasi.
"Proses kreatif tersebut harus didukung oleh atmosfer kebijakan yang suportif, yakni sebuah ekosistem inovasi yang kondusif. Bila tidak, maka produk inovasi di industri berpotensi untuk tidak tumbuh kembang seperti yang diharapkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mulyanto mengingatkan jangan sampai pemerintah mengulangi kesalahan sebelumnya dengan membentuk Kemenristekdikti yang akhirnya dibubarkan juga.
"Kalau pun terpaksa, ketimbang menggabungkan Kemenristek dengan Kemendikbud , maka akan lebih tepat kalau Kemenristek digabung dengan Kementerian Perindustrian," ungkapnya.
"Karena kebijakan ristek semestinya semakin mengarah ke 'hilir' dalam rangka hilirisasi dan komersialisasi hasil ristek dalam industri dan sistem ekonomi nasional," lanjutnya.
Mulyanto juga menilai penggabungan Kemenristek dengan Kemenperin akan lebih menguatkan orientasi kebijakan inovasi yang semakin ke hilir dalam rangka industrialisasi 4.0. Penggabungan Kemenristek dan Kemenperin, lanjut dia, juga dapat memudahkan pembangunan ekosistem inovasi.
Sementara jika Kemenristek dengan Kemendikbud digabung kembali seperti kabinet sebelumnya, kebijakan ristek akan lebih berorientasi ke 'hulu'. Di mana ristek menjadi unsur penguat empirik dalam pembangunan manusia.
ADVERTISEMENT
"Ini terkesan ristek tersubordinasi di bawah pembangunan manusia (pendidikan) ketimbang industri dan ekonomi," pungkas Mulyanto.