Pidato Moon Jae-in di Sidang PBB: Saya Desak Akhiri Perang di Semenanjung Korea

22 September 2021 2:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Korsel Moon Jae-in. Foto: KNCA/via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Korsel Moon Jae-in. Foto: KNCA/via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menyampaikan pidato dalam sidang umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (21/9).
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Moon Jae-in menyerukan deklarasi untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
"Saya sekali lagi mendesak komunitas negara-negara untuk memobilisasi kekuatannya untuk deklarasi akhir perang di Semenanjung Korea," kata Moon dikutip dari Reuters, Rabu (22/9).
"Saya mengusulkan agar tiga pihak dari dua Korea dan AS, atau empat pihak dari dua Korea, AS dan China datang bersama dan menyatakan bahwa Perang di Semenanjung Korea telah berakhir," tambah dia.
Anggota keluarga Korea Utara dan Korea Selatan bertemu saat reuni di resor Gunung Kumgang Korea Utara, Senin (20/8/18). Foto: Yonhap via REUTERS
Hingga saat ini, Korea Selatan dan Korea Utara masih dalam status berperang. Pasalnya, Perang Korea pada 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Sejak saat itu, hubungan Korsel-Korut kerap pasang surut. Kadang harmonis, tetapi lebih sering bertengkar.
Dalam sejarahnya, kedua negara sejatinya tak tahu menahu jika hendak dipisahkan. Akan tetapi, Korea akhirnya terbelah karena campur tangan dari dua negara super power ketika itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet, setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Korea terbagi menjadi sisi Selatan dan Utara dengan dipisahkan perbatasan yang dikenal dengan paralel ke-38. AS mengambil alih kepemimpinan di Korsel. Sementara Korut dikendarai Uni Soviet yang berhaluan Komunis.
Tiga tahun berselang, dua Korea memiliki pemerintah resmi sekaligus membentuk kenegaraan masing-masing. Pemerintah Korsel terpusat di Seoul, sementara Korut di Pyongyang.
Anggota keluarga Korea Utara dan Korea Selatan bertemu saat reuni di resor Gunung Kumgang Korea Utara, Senin (20/8/18). Foto: Yonhap via REUTERS
Dua tahun setelah terbentuknya Korsel dan Korut, perang pertama di antara kedua negara pecah. Perang Korea yang juga dikenal dengan The Forgotten War ini terjadi pada 25 Juni 1950, ditandai dengan militer Korut yang menyeberangi perbatasan atas izin Soviet, untuk melakukan invasi ke tetangganya itu.
Perang Korea berlangsung selama tiga tahun sebelum pada 27 Juli 1953, kedua negara melakukan gencatan senjata. Mereka kemudian sepakat untuk membentuk zona netral atau Zona Demiliterisasi (DMZ) untuk memisahkan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Perang Korea tak hanya menimbulkan korban jiwa, banyak keluarga dari kedua negara yang tinggal di perbatasan harus terpisah. Semenjak 1953, tercatat kedua negara hanya pernah terlibat gesekan kecil, bukan konflik terbuka.