Petani Kentang di Pangalengan Curhat ke Anies: Harga Pupuk Mahal

29 November 2023 13:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Anies Baswedan dan Istri menyapa warga Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres Anies Baswedan dan Istri menyapa warga Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, melanjutkan kampanyenya di Jawa Barat. Kali ini Anies mengunjungi lahan pertanian hortikultura di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11).
ADVERTISEMENT
Anies menerima curhatan dari kelompok petani, mereka mengeluhkan sulit nya mendapatkan pupuk baik subsidi maupun non subsidi.
“Gimana kesulitannya?” tanya Anies kepada para petani.
“Izin Pak Capres, tolong petani dibantu kesejahteraannya, tidak dipersulit untuk pupuk. Apalagi sekarang pupuk subsidi itu menghilang,” kata salah satu petani kentang kepada Anies.
Para petani itu mengatakan mereka terpaksa membeli pupuk dengan harga mahal dari pihak-pihak yang memanfaatkan kelangkaan pupuk tersebut.
“Kedengeran ke mana-mana soal pupuk nggak ada, kalau ada harganya mahal, nggak tentu adanya, ya, Pak?” kata Anies.
“Fungi (fungisida) dan pestisida itu wajib buat petani hortikultura. Yang subsidi aja itu tidak ada (yang jual), kalau ada harganya jadi mahal, semau yang jual,” jawab petani.
ADVERTISEMENT
Para petani juga mengeluhkan hasil panen mereka yang tidak maksimal karena lahan yang tersedia tidak memadai.
Mereka mengatakan saat ini hanya bisa mengelola sekitar 15 persen lahan tani di Pangalengan, sedangkan sisanya merupakan lahan aset BUMN PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau dikenal sebagai PTPN.
Karena keterbatasan ini mereka hanya bisa menghasilkan 20-30 ton kentang sekali panen.
“Kita sebagai para penopang benih kentang ini untuk memenuhi benih kentang se Indonesia. Lahan kebetulan kita sewa ke PTPN cuman lahan yang kita dapat kurang representatif karena kemiringan,“ tuturnya.