Pesawat Singapore Airlines Rilis Sinyal Darurat Saat Terbang dari Los Angeles

13 Juni 2022 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singapore Airlines. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Singapore Airlines. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah penerbangan milik maskapai Singapore Airlines menuju Singapura dari Los Angeles, Amerika Serikat, pada Sabtu (11/6/2022) dilaporkan telah memberikan kode transponder darurat 7.500. Dalam dunia penerbangan, kode ini mengindikasikan sinyal akan situasi yang tidak aman sedang terjadi di dalam pesawat.
ADVERTISEMENT
“Pesawat dengan nomor penerbangan SQ37 telah meninggalkan Bandara Internasional Los Angeles tepat sebelum tengah malam waktu setempat pada hari Jumat dan dijadwalkan mendarat pada hari Minggu pukul 7.50 pagi,” lapor The Daily Mail, dikutip dari Kantor Berita Asiaone.
“Namun, tak lama setelah lepas landas, kode transponder 7500 dari pesawat diterima oleh pelacak penerbangan ADS-B Exchange,” sambung laporan tersebut.
Menurut laporan tersebut, kode transponder 7500 adalah salah satu dari tiga kode darurat yang diakui secara internasional.
Illustrasi Pembajakan Pesawat. Foto: Shutter Stock
7500 memiliki makna yang sama dengan 'gangguan yang melanggar hukum', contohnya merujuk pada insiden seperti pembajakan atau ancaman bom. Kode 7500 itu juga ditujukan untuk memperingatkan pengontrol lalu lintas udara agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Namun seorang juru bicara pihak maskapai Singapore Airlines pun meluruskan situasi tersebut. Ia mengatakan bahwa tidak ada keadaan darurat yang terjadi saat pesawat SQ 37 sedang berada di udara.
“Pihak maskapai berinteraksi dengan pilot di pesawat SQ 37 yang dioperasikan dengan Airbus A350-900. Pilot telah mengkonfirmasi tidak adanya keadaan darurat di dalam pesawat,” tutur juru bicara itu.
Diberitakan Daily Mail, penerbangan tersebut lantas tetap dilanjutkan hingga tiba di Singapura beberapa menit lebih awal dari waktu yang dijadwalkan, yakni pada Minggu (12/6/2022) pukul 7.36 pagi waktu setempat.
Selain itu juga dilaporkan bahwa sinyal darurat serupa tidak kembali terulang, sehingga ada kemungkinan situasi itu terjadi akibat kesalahan teknis.
Kendati demikian, insiden kesalahan teknis ini mendorong kepanikan bagi banyak orang. Sebab, situasi serupa sempat terjadi pada 26 Maret 1991, ketika untuk pertama dan terakhir kalinya penerbangan Singapore Airlines dibajak.
ADVERTISEMENT