Pesan Pemilu Damai Dalam Karya Mural Seniman Aceh

17 Maret 2019 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman mural di Aceh saat mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seniman mural di Aceh saat mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bendera merah-putih itu melilit di tangannya. Jari-jari digenggam erat seolah membakar semangat setiap orang yang lalu lalang di depannya. Melalui visualisasi itu, Rahmat (28) ingin mengajak warga untuk tidak golput dan ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi 17 April nanti.
ADVERTISEMENT
Ragam karya mural buah tangan para seniman Aceh mewarnai dinding stadion H Dimurtala Lampineung, Banda Aceh. Rahmat mewakili komunitasnya bernama Panyot, ikut sebagai peserta dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.
Seniman mural di Aceh saat mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Wajah Rahmat semringah. Dia menyambut bahagia perlombaan itu. Ajang lomba mural ini bak pesta bagi para pelaku seni lukis di Aceh.
“Alhamdulillah semua pelukis mural hari ini berkumpul. Jarang-jarang kegiatan seperti ini di Banda Aceh. Kami diberi kesempatan untuk menyalurkan bakat dalam sebuah karya seni untuk mengkampanyekan tentang pemilu 2019,” katanya.
Dalam perlombaan itu, Rahmat bersama seorang rekannya mulai mencoret dinding stadion sejak Jumat (15/3) lalu, karya mereka itu sudah tiga kali revisi. Awalnya mereka melukis sebuah tangan dengan lilitan bendera dan menampil jari kelingking, namun gambar itu tidak jadi garap karena dinilai seperti menunjukkan angka satu.
ADVERTISEMENT
“Gambar itu tidak jadi kami buat karena terkesan menampilkan angka satu. Kemudian kami mencoba membuat dengan telapak tangannya terbuka. Tapi menurut panitia itu juga terkesan seperti nomor lima. Lalu kami hapus lagi, hingga akhirnya coba buat lain dengan gambar genggaman tangan seperti mengajak orang, ayo memilih,” katanya.
Pengunjung melihat mural di Aceh saat para seniman mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Lomba seni mural ini telah berlangsung sejak Sabtu hingga Minggu (17/3). Pantauan kumparan, sejumlah peserta baik laki-laki maupun perempuan mewakili komunitas masing-masing, saling berpacu menampilkan karya seni terbaik mereka. Para peserta tidak hanya dari Banda Aceh saja, tetapi juga hadir dari Aceh Timur, Bireuen, Langsa, dan Sigli.
Koordinator Lomba Mural, Iswadi Basri, mengatakan teman-temannya menyabut positif wadah yang diberikan KIP. Sebab hal itu, dinilai dapat mengurangi aktivitas vandalisme anak-anak muda Aceh yang hobi melukis selama ini.
ADVERTISEMENT
Mengingat Pemilu 2019 sudah diambang pintu, para seniman lukis di Banda Aceh, kata Iswadi, kemudian mencoba menawarkan sebuah program ke KIP Aceh tentang bagaimana mengadakan lomba mural untuk mengamkampanyekan pemilu damai di Aceh.
“KIP juga menerima dengan baik ketika kami hadir mencoba untuk menawarkan tentang kegiatan mural. Jarang ajang perlombaan dan festival mural di Banda Aceh. Memang ada beberapa tepat cuma ilegal tapi kalau inikan legal,” ujarnya.
Seniman mural di Aceh saat mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Dalam ajang itu, kata Iswadi, para peserta tampak antusias dan semangat. Peserta lomba diikuti dari elemen pemula hingga professional yang biasanya mereka meluangkan bakatnya dengan melukis di kafe-kafe.
“Peserta campuran tidak semuanya lomba tetapi juga ada gamming (melukis bersama) untuk keterikatan antara yang muda dan senior. Kegiatan ini sangat baik sehingga bisa mengapresiasi dan memberikan ruang bagi pecinta seni lukis untuk berkreatifitas,” katanya.
Seniman mural di Aceh saat mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Konten yang ditampilkan para peserta dalam perlombaan itu mengikuti tema yang diberikan KIP, yaitu tentang pendidikan pemilu damai, anti hoaks, serta pendidikan pemilu bagi generasi awal. Dikatakan Iswadi, dalam perlombaan tersebut juga diikuti oleh peserta atau pemilih pemula.
ADVERTISEMENT
“Sehingga dalam ajang ini mereka mencoba untuk menyampaikan sedikit pendidikan kepada masyarakat melalui karya seninya,” ujar Iswadi.
Komisioner KIP Aceh, Akmal Abzal, menyampaikan dengan hadirnya perlombaan mural itu diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih. Melalui tangan para seniman itu, memberikan semangat pemilu 2019 di Aceh sebagai pesta rakyat yang perlu melibatkan semua segmen.
“Seni yang ditampilkan dalam festival ini adalah seni mengajak masyarakat untuk memilih dan juga melawan hoaks. Kali ini memang semua segmen kita garap. Pemilih dengan komoditas marginal, netizen kita ajak,” ujarnya, ditemui kumparan.
Seniman mural di Aceh saat mengikuti perlombaan mural dalam rangka mengkampanyekan pesan pemilu damai 2019 di Stadion H Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Minggu (17/3). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Selain itu, kata Akmal, kehadiran para seniman mural tersebut tidak hanya mendorong mereka untuk menjadi pemilih tetapi melalui karyanya dapat mengedukasi masyarakat menjadi pemilih cerdas.
ADVERTISEMENT
“Lomba ini sudah berlangsung sejak dua hari. Masing-masing karya mereka nanti akan dinilai oleh juri yang ahli pada bidangnya. Usai salat Zuhur akan ditentukan siapa yang patut dapat juara,” pungkasnya.