Pertama Kali Tak Lolos Senayan, PPP Dinilai Terlalu Sibuk Kritik Jokowi

23 Maret 2024 10:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Pengamat Politik Adi Prayitno. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik Adi Prayitno. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PPP untuk pertama kalinya tak lolos DPR setelah 11 kali periode pemilu selalu berkiprah di lembaga legislatif. Dalam pemilu legislatif 2024, PPP hanya memperoleh 3,87 persen suara dan tak lolos syarat ambang batas parlemen 4 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpandangan sejak awal PPP tak fokus mengawal Pileg. Di sisi lain, PPP juga harus membagi fokus dengan pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres.
Di samping itu, jajaran elite PPP juga dinilai terlalu sibuk mengkritik Jokowi, dibandingkan memenangkan pemilu.
"Tentu ini sangat berisiko karena PPP sedang struggle untuk lolos parlemen. Di permukaan, sejumlah elite PPP malah sibuk urusi dapur partai lain seperti mengkritik kenaikan suara PSI, termasuk sibuk mengkritik Jokowi tanpa henti," kata Adi kepada wartawan, Sabtu (23/3).
"Tentu ini langkah yang paradoks, mengkritik Jokowi dengan approval rating tinggi jadi blunder besar PPP. Mestinya PPP gunakan kacamata kuda fokus lolos pileg saja," tambah dia.
PPP gelar Harlah di Makassar tanpa dihadiri Presiden Jokowi. Foto: Dok. Istimewa
Adi juga menuturkan bisa saja keputusan PPP mendukung Ganjar-Mahfud tidak sesuai dengan mayoritas suara kader di daerah yang ingin mendukung Anies atau Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Keputusan politik elite PPP dalam pilpres tak sinkron dengan keinginan pemilihnya. Secara umum pemilih PPP lebih memilih Anies dan Prabowo, dan hanya sedikit saja yang memilih Ganjar itu hanya PPP yang berbasis di jateng. Di Luar jateng pemilih PPP banyak ke Anies dan Prabowo," katanya.
Lalu, menurut Adi, PPP juga gagal membaca pergeseran pemilih yang kini mayoritas dikuasai anak muda.
"Secara umum basis pemilih PPP adalah mereka yang berumur tua yang jumlahnya mengecil, sementara di 2024 ini potret pemilih muda mencapai 52 persen lebih. dalam konteks ini PPP tak cakap merespons dinamika zaman yang menuntut strategi dan pendekatan yang berbeda," ucap dia.
Tak hanya itu, Adi menuturkan tak lolosnya PPP ke DPR bisa jadi juga merupakan kegagalan Plt Ketum Mardiono. Sebab, menurut dia, Mardiono tak mampu untuk meng-orkestrasi potensi dan kekuatan PPP.
ADVERTISEMENT
"Dalam pemilu posisi ketum sangat sentral memetakan dan melakukan langkah penyelamatan partai lolos ke parlemen. tak heran ketika PPP gagal lolos parlemen sorotan utama mengarah ke plt ketum PPP," tandas dia.