news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perawat RS Royal Surabaya yang Sedang Hamil Meninggal Dunia karena Corona

18 Mei 2020 15:08 WIB
comment
24
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perawat menggunakan APD. Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perawat menggunakan APD. Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Royal Surabaya membenarkan seorang perawatnya meninggal dunia usai terpapar virus corona. Perawat ini kritis dalam keadaan hamil.
ADVERTISEMENT
“Iya meninggal pukul 10.50 WIB, kita dapat informasinya," kata Jubir COVID-19 RS Royal Surabaya dr Dewa Nyoman Sutanaya, Senin (18/5).
Dewa menceritakan, perawat tersebut sempat dirawat di RS Royal selama 4 hari. Kemudian, dirujuk ke rumah sakit rujukan RS AL dengan perawatan selama 2 hari.
“(Corona atau tidak) itu nanti bagian informasi medis. Kalau benar tidaknya itu bagian dari pihak RS AL yang bisa menjelaskan. Kalau dari kita dugaan ke arah sana klinisnya. Benar tidaknya dari RS AL karena rawat lanjutannya dari sana,” jelasnya.
Dewa menyebut, perawat tersebut bukan bagian tim medis yang menangani pasien COVID-19. Pasalnya, dalam aturan tim medis penanganan COVID-19 tidak boleh hamil. Sebab, wanita hamil lebih berisiko terhadap penularan penyakit.
ADVERTISEMENT
Dewa juga menyebut, perawat tersebut tak memiliki penyakit penyerta saat didiagnosis terjangkit virus corona.
“Bukan (yang ikut merawat pasien. COVID-19). Perawat yang di luar tim (penanganan) corona. Kalau tim corona enggak boleh hamil,” jelas Dewa.
“Terpapar macam-macam dari rumah bisa dari risiko pekerjaan bisa untuk tracing-nya biar teman-teman dinkes yang men-tracing karena kan punya porsi masing-masing,” imbuhnya.
Sementara itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat atau pasien harus jujur dengan penyakitnya kepada tim medis, khususnya yang menderita gejala klinis COVID-19. Pasalnya, jika pasien itu tidak jujur akan berimbas pada tim yang akan tertular juga.
“Kami minta pada pasien pada kami lebih jujur. Kadang kala informasi tidak terbuka dari pasien dampaknya ke nakes (tenaga kesehatan). Karena kita membedakan level (penggunaan) APD,” pungkas Dewa.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.