Penjelasan Pak Ribut soal Video Kaum Sodom yang Viral

26 Maret 2022 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribut Santoso, guru yang viral di Lumajang. Foto: Instagram/@r_dancer_management
zoom-in-whitePerbesar
Ribut Santoso, guru yang viral di Lumajang. Foto: Instagram/@r_dancer_management
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Video viral tanya jawab soal kaum sodom antara seorang guru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bernama Ribut Santoso dengan para muridnya direspons beragam oleh warganet. Menanggapi itu, Pak Ribut memberikan penjelasannya saat dihubungi kumparan, Sabtu (26/3).
ADVERTISEMENT
Pak Ribut mengungkapkan, peristiwa itu terjadi saat evaluasi hasil ujian pelajaran Agama Islam para murid. Salah satu soal di ujian itu berisi pertanyaan "Nabi Luth merupakan Rasul Allah yang diutus kepada kaum apa?"
Salah satu siswa menjawab kaum sodom, hanya saja saat ditanya lebih lanjut oleh Pak Ribut, para murid tidak tahu apa itu kaum sodom.
"Cerita awalnya begini, sebelum saya melakukan video kan ada anak murid saya April nanya 'Kaum Sodom opo?' Ya, nanti dijelaskan, kita bahas soal dulu, Kemudian sudah dikoreksi, anak-anak saya panggil (ke meja guru)," ungkap Pak Ribut.
Saat anak-anak sudah dikumpulkan dekat meja guru, mulailah percakapan yang kemudian viral.
"Kemudian, saya jelaskan, saya bikin video. Kaum Sodom itu mencintai laki-laki sama laki-laki. Karena saya ngajarnya ini di pedesaan loh, otomatis saya memberikan informasi itu harus yang lebih sederhana, yang lebih mudah dipahami oleh anak didik saya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ribut mengungkapkan, ada satu anak yang bernama April celetuk soal Kaum Sodom. Kemudian ditanggapi Pak Ribut dengan tertawa.
"April ngomong 'Kaum Sodom itu begini-begini, siapa contohnya, Pak Ribut,' saya kaget. Aslinya di dalam hati ini tertawa, tapi karena yang jawab ini anak kecil, saya nggak mau marah, nggak apa-apa," ujarnya.
Pak Ribut tegas menyampaikan, bahwa pelajaran yang diajarkan kepada anak kelas dua sekolah dasar itu, sesuai dengan bahan ajar dari pemerintah.
"Pelajaran yang saya ajarkan itu sudah ada di buku paket dan di LKS. Itu pun soal pelajaran Agama Islam," katanya.
Materi yang diajarkan Pak Ribut, juga diakuinya sebagai bentuk perhatian kepada murid agar memahami dan terhindar dari pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
"Nggak ada salahnya guru itu memberikan edukasi (seks) murid sejak dini. Karena sekarang media sosial itu kan sangat hebat sekali. Apalagi (pembelajaran) daring, anak megang HP. Saya sebagai guru tidak ingin anak itu membuka yang macem-macem di dalam HP, kalau kita tidak ada pendampingan atau tidak memperhatikan," ujar Pak Ribut.