Pendeta yang Ditikam di Gereja Sydney Pulih, Sebut Pelaku 'Anakku'

18 April 2024 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan berjaga di luar gereja Ortodoks Asiria di Sydney, Australia, Senin, (15/4/2024) Foto: Mark Baker/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan berjaga di luar gereja Ortodoks Asiria di Sydney, Australia, Senin, (15/4/2024) Foto: Mark Baker/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pendeta korban penikaman di gereja Sydney telah pulih. Dia mengatakan telah memaafkan pelaku dan memanggilnya sebagai "anakku".
ADVERTISEMENT
Pendeta Mar Mari Emmanuel disayat di bagian kepala dan dada oleh seorang remaja lelaki berusia 16 tahun saat tengah memberi khotbah, Senin (15/4).
Tragedi itu juga memicu kerusuhan para pengikut gereja Kristen Asiria di Sydney barat.
“Saya baik-baik saja, pulih dengan sangat cepat,” kata Pendeta Gereja Christ the Good Shepherd itu, seperti dikutip dari AFP.
Daerah itu merupakan pusat komunitas kecil Kristen Asiria di Sydney. Kebanyakan penduduknya merupakan korban yang melarikan diri dari penganiayaan dan perang di Irak dan Suriah.
“Tidak perlu khawatir atau khawatir,” kata pendeta itu dalam video YouTube yang dirilis Kamis (18/4).
Emmanuel memiliki lebih dari 200.000 pengikut di media sosialnya.
“Aku memaafkan siapa pun yang telah melakukan tindakan ini dan aku berkata kepadanya: Kamu adalah anakku, aku mencintaimu dan aku akan selalu mendoakanmu. Dan siapa pun yang mengirimmu untuk melakukan ini, aku juga memaafkan mereka,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Seorang penyerang mendekati Uskup Mar Mari Emmanuel saat kebaktian gereja di Gereja Christ The Good Shepherd, Sydney, Australia, Senin (15/4/2024). Foto: Reuters
Setelah serangan itu, korban dibawa ke rumah sakit Sydney. Polisi mengatakan perawatannya akan berlangsung selama beberapa hari.
Pendeta Emmanuel menyerukan ketenangan setelah penikaman yang memicu kemarahan di luar gereja tersebut.
Ratusan jemaat dan anggota masyarakat bergegas ke lokasi pada malam penyerangan.
Beberapa di antaranya melemparkan batu dan proyektil lain hingga melukai sekitar 50 polisi yang berjaga. Satu orang yang rahangnya patah dan beberapa mobil polisi pun rusak.
“Saya ingin Anda selalu tenang,” kata pendeta itu.
“Kita tidak boleh lupa bahwa kita sangat diberkati menjadi orang Australia, namun yang terpenting kita adalah orang Kristen dan kita harus bertindak seperti itu,” tambahnya.
Keluarga tersangka mengaku terkejut saat menerima kabar bahwa anaknya menjadi pelaku penikaman seorang pendeta.
ADVERTISEMENT
Mereka juga tak terima jika kasus itu dicap sebagai tindakan terorisme. Namun, ibu remaja tersebut mengaku bahwa putranya mengalami masalah kemarahan dan kesehatan mental.