Pemilu Belanda: Politikus Anti-Islam Geert Wilders Diprediksi Kalah

15 Maret 2021 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Parlemen Belanda, Geert Wilders. Foto: Daniel LEAL-OLIVAS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Parlemen Belanda, Geert Wilders. Foto: Daniel LEAL-OLIVAS / AFP
ADVERTISEMENT
Pemimpin gerakan anti-Islam di Belanda, Geert Wilders, diprediksi kalah pada pemilu Belanda.
ADVERTISEMENT
Wilders pada 2021 lagi-lagi mencoba peruntungannya untuk jadi PM Belanda. Partai Kebebasan kembali jadi kendaraan politiknya.
Di Parlemen Belanda saat ini Partai Kebebasan memimpin kelompok oposisi dengan kursi terbanyak nomor dua.
Geert Wilders. Foto: REUTERS/Phil Nijhuis/Pool
Namun, pada jajak pendapat terakhir sebelum pemilu digelar Senin (15/3/2021), Partai Kebebasan diprediksi cuma mendapat 11-16 persen suara.
Perolehan itu tertinggal jauh dari kelompok penguasa parlemen, VVD. Partai yang dipimpin Mark Rutte ini diprediksi mendapat 21-26 persen suara dan berada di nomor wahid tepat di atas Partai Kebebasan.
VVD saat membentuk pemerintahan diprediksi tidak akan mengajak Partai Kebebasan. Mereka bakal setia dengan koalisi sebelumnya yang diisi partai Kristen dan Sosial Liberal.
Geert Wilders saat kampanye di Rotterdam. Foto: REUTERS/Michael Kooren
Pada awal Maret lalu, politikus keturunan Indonesia -- yang didapat dari garis nenek -- ini terlihat mengibarkan bendera putih jelang pemilu. Meski demikian, Wilders berjanji tetap akan mengkampanyekan isu anti-imigran.
ADVERTISEMENT
"Pemerintahan saat ini, setidaknya Perdana Menteri, memang tengah populer," kata Wilders dalam wawancara dengan AFP.
"Tapi isu lain seperti imigrasi tetap penting. Untuk pendukung kami tetap jadi nomor satu," sambung dia.
Wilders dikenal sebagai anti-imigran dan anti-Islam di Belanda. Dia adalah penulis film kontroversial Fitna melecehkan Nabi Muhammad SAW dan mengundang kebencian. Pada 2018, Wilders pernah berencana menggelar kompetisi kartun Nabi Muhammad.
Tindakan Wilders mendapat kecaman luas dari dalam dan luar negeri. VVD berkomitmen tidak akan mengajak Wilders dalam koalisi pemerintahan. VVD menyebut, Partai Kebebasan yang dipimpin Wilders tidak mencerminkan demokrasi.
Saat ini, Wilders mendapat pengaman 24 jam dari Pemerintah Belanda. Sebab, akibat komentar kontroversialnya, Wilders berulang kali mendapat ancaman pembunuhan.
ADVERTISEMENT