Pemberontak Bersenjata Myanmar Rebut Kendali Penyeberangan di Perbatasan China

26 November 2023 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar terlihat berjalan melewati pangkalan militer yang direbut di dekat kota Laukkaing di negara bagian Shan utara Myanmar pada 28 Oktober 2023. Foto: Jaringan Informasi Kokang/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar terlihat berjalan melewati pangkalan militer yang direbut di dekat kota Laukkaing di negara bagian Shan utara Myanmar pada 28 Oktober 2023. Foto: Jaringan Informasi Kokang/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemberontak bersenjata dari etnis minoritas di Myanmar mengambil alih kendali atas gerbang penyeberangan di perbatasan dengan China dari cengkeraman junta militer, pada Minggu (26/11).
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu meningkatkan ancaman terhadap kepemimpinan junta militer, disusul pemberontakan tiga kelompok etnis minoritas sejak Oktober lalu.
Dikutip dari AFP, salah satu dari afiliasi tiga kelompok etnis minoritas tersebut, Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), telah meluncurkan serangan dan merebut gerbang perbatasan Kyin San Kyawt.
Adapun Kyin San Kyawt merupakan gerbang penyeberangan menuju China, yang menjadi salah satu rute perdagangan penting Myanmar dengan sekutu setianya tersebut.
"MNDAA juga melaporkan bahwa mereka telah merebut satu lagi gerbang perdagangan perbatasan, yang disebut Kyin San Kyawt, di daerah Mongko, Distrik Muse pagi ini," demikian dilaporkan media yang berafiliasi dengan MNDAA, Kokang.
Anggota Pasukan Pertahanan Kebangsaan Karenni (KNDF) dan Tentara Kareni (KA) di sebuah pos pemeriksaan dekat Demoso, di negara bagian Kayah timur Myanmar. Foto: STR/AFP
Seorang pejabat keamanan setempat menambahkan, MNDAA bahkan telah mengibarkan benderanya di zona perdagangan perbatasan Kyin San Kyawt.
ADVERTISEMENT
Dalam laporannya, Kokang juga menyebut aliansi pemberontak etnis minoritas — termasuk Tentara Arakan (AA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA), sejak Jumat (24/11) telah merebut beberapa titik zona perdagangan perdagangan di perbatasan Myanmar.
Adapun gerbang Kyin San Kyawt telah dibuka kembali, setelah sempat ditutup saat pandemi COVID-19 melanda. Lokasi itu merupakan titik perdagangan utama di sepanjang perbatasan Myanmar dan China.
Menurut laporan media lokal, komoditi-komoditi yang melintasi penyeberangan Kyin San Kyawt termasuk mesin, peralatan listrik, traktor pertanian, dan keperluan sehari-hari warga.
Situasi tersebut pun mengancam eksistensi junta, yang belakangan ini dilaporkan telah mengalami kesulitan dana. Serangan anti-junta yang terkoordinasi diluncurkan ketiga kelompok pemberontak pada 27 Oktober lalu di Negara Bagian Shan — wilayah perbatasan dengan China. Kala itu, mereka berhasil merebut kendali beberapa kota dan lebih dari 100 pos militer.
ADVERTISEMENT