Panglima TNI: Medsos Dimanfaatkan untuk Memisahkan Diri dari NKRI

21 November 2020 9:53 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menghadiri HUT ke-75 TNI di Istana Negara, Senin (5/10).  Foto: Youtube/@BPMI
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menghadiri HUT ke-75 TNI di Istana Negara, Senin (5/10). Foto: Youtube/@BPMI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyoroti berbagai dampak buruk media sosial saat ini. Selain menjadi media propaganda, Hadi menyebut, medsos seringkali dijadikan cara pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT
"Pengunaan medsos untuk memisahkan diri dari NKRI juga dilakukan. Tidak hanya bersenjata, tapi juga kampanye internasional di dunia maya. Guna mempengaruhi dunia untuk kepentingannya. Memanfaatkan panggung internasional untuk provokatif," kata Hadi Tjahjanto, saat membuka acara webinar bertajuk Sinergi Anak Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme, Sabtu (21/11).
Hadi mencontohkan gerakan separatisme Papua yang mulai menggunakan medsos sebagai salah satu media untuk 'berkampanye.' Menurut Hadi, mereka menilai gerakan di dunia maya yang murah meriah, sama efektifnya dengan perjuangan bersenjata.
Kelompok ini berupaya menyudutkan pemerintah dengan menampilkan ketertinggalan Papua, bahwa pemerintah menelantarkan sekaligus menjajah Papua di medsos.
Ilustrasi "polusi media sosial" oleh Indra Fauzi/kumparan Foto: -
"Upaya separatisme di dunia maya, maka kita jauh tertinggal, akan terbentuk opini negatif di pemerintah, membelokkan upaya pemerintah dalam pembangunan nasional dan mendukung gerakan separatis," kata Hadi.
ADVERTISEMENT
Hadi kemudian memaparkan cara untuk melawan gerakan ini. Salah satunya adalah menciptakan sinergi antara TNI, kementerian dan generasi muda untuk melakukan kontra narasi gerakan separatis Papua.
Ia juga menyadarkan, sistem pertahanan semesta juga perlu hadir di dunia maya, tak hanya dunia nyata.
"Sistem pertahanan semesta tidak hanya fisik, tapi nonfisik, tapi digital. Peran dunia maya harus digunakan utuk menghadapi ancaman separatisme di dunia maya," tutup Hadi.